[9]' Nonton bareng kamu

29 1 0
                                    

Aku turun dari kereta Liam, pertama kali pergi bareng dia.

Liam memang cowok yang tak bisa dipaksa akan sesuatu, aku tau itu.

Hal sepele aja bisa dilihat dari tampilan liam siang ini, Liam memakai kaos hitam sebagai daleman, lalu memakai kemeja polos diluarnya dengan semua anak kancing di lepas, ia juga memakai topi seperti pengintai, dengan alasan dia tidak suka jadi pusat perhatian orang.

Apapun itu, Aku sangat menyukai Liam hari ini.

"Kita nonton apa nih?" Tanya David, sibuk memilih judul Film.

"Action."

Liam semangat menyebutnya, ia berjalan di depan David dan menunjuk, "Film psikopat atau Cannibal, seru tuh."

David mengeplak kepala Liam, "Ngaco lo, ada cewek nih. Yang betulan dikit lah."

Okey, fine. Ejek Liam, ia mundur dan bersandar di dinding sebelahnya.

Pilihan David membuat Liam gerah, hampir lima belas menit cowok itu memilih namun tak memberi jawaban apa-apa.

Aku pun rasanya lelah, tepat disebelah Rafa aku berdiri sambil menumpangkan tangan, Rafa menyambut ku,

"Lo capek? Kalo capek duduk aja. Apa mau gue beliin minum?"

Aku menggeleng cepat, lalu pindah berdiri disebelah David,

Liam melihat itu, ia tampak tenang dan berdiri disebelahku,

Liam berbisik, "Ciee yang di perhatiin sama Rafa, kayaknya dia masih suka tuh sama lo."

Aku menggeleng, "Kalo emang beneran gimana?"

"Kayak dia bisa aja rebut lo dari gue."

Dan aku sadar kalau disini bukan dia yang tidak peka, tapi aku, Seingatku Liam sering mengodekan ku soal hati namun ku tepis beberapa kali. Dan moment ini, aku menyesal telah melewatkannya tanpa kepekaan.

"Ayok masuk, gue udah dapet film yang bagus."

David berjalan didepan dan kami mengikutinya dari belakang. Di dalam Bioskop Liam mendorong tubuh David dan mencari tempat duduk yang nyaman, David hampir jatuh dibuatnya.

Dasar rusuh!

"Duduk dibelakang aja, biar luas."

Aku dan David mengiyakan lalu duduk disebelah Liam, sambil menunggu Rafa membeli popcorn aku melirik kesekitar ruangan. Sepi, cuma ada 8 orang digabung dengan teman-temannya.

"Lo duduk dideket gue aja, kalo nanti ada tukang kacang nyuruh lo pindah jangan mau."

Tak mengerti maksud Liam aku tersenyum sekaligus heran mendengar ucapannya,

Mana ada tukang kacang lewat di ruangan kayak gini, lo kira tanah abang.

Tak lama Rafa datang membawa tiga buah Popcorn dan kacang-kacangan, Lalu ia duduk disebelahku. Aku tertawa, baru mengerti maksud Liam.

Dasar Liam, jago banget ngatain orang.

Film dimulai, aku terhimpit oleh dua cowok disebelahku, disisi kiri Rafa, dan di sisi kanan Liam.

Sebenarnya aku bahagia sekali bisa duduk berdekatan dengan Liam. Wangi bedak bayinya terasa sekali, Liam betul-betul seperti bocah.

"Gilee! Kenapa lo gak bilang kita bakal nonton film horor, kambing!" Ujar Liam terkejut menggeplak pundak David.

Liam spontan terkejut, akupun sama, popcorn dimulutku tak lagi tertelan. David tertawa terbahak-bahak,

"Kenapa? Lo takut hantu?"

Liam menyinis, "Hah! Ya nggaklah, gue kan cowok."

"Kita liat nanti ya."

Liam terdiam, ah aku tau sekuat-kuatnya cowok pasti takut sama yang begituan, buktinya dari film itu diputar Liam sama sekali tak membuka matanya.

Aku tak lagi menonton Film karena ku akui aku juga takut, aku lebih tertarik melirik cowok manis disebelahku, Liam.

Liam tampak ketakutan, ia melirik kearah ku, dan kami saling pandang. Wajah takutnya membuat Liam semakin terlihat anak-anak. Aku tersenyum manis, tak lama Liam terkejut dan langsung memeluk ku.

Kalian tau gimana rasanya, jantung ku beneran mau jatuh saat itu juga, aku tak bisa bergerak dibuat Liam. Ia begitu kuat memeluk ku.

"Liam, gue sesak."

Liam tak peduli malah makin memelukku dengan erat. Rafa melihat nya, ia menyinis saat itu juga,

"Modus,"

Liam terkekeh, mengundurkan pelukannya, "Seengaknya gue punya tempat sandar kalo gue lagi lemah."

Aku melongo,

Gue juga lemah, Liam. Lemah banget malah lo peluk, Gue suka elo.

***


A Quiet Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang