David memberikan Brosur ke Liam, Liam menerimanya dengan agak bingung. David berkata kalau ia ingin mengajak Liam ikut organisasi.
"Ada perengkrutan di Daerah Cimahi, nginap disana. Si Tantri dan Ale ikut kok. Lo kudu ikut pokoknya."
Liam menggarukkan tengkuknya, ku tau sebenarnya ia malas mengikuti kader begituan, tapi .. Abisnya di ajak sih, dibayarin, kan gak mungkin nolak.
"Kapan?" Tanya Liam.
"Malam ini, titik kumpulnya di rumah Tantri, jam 8 harus udah disana. Awas telat."
David berujar lalu keluar kelas, seingatku Liam sempat melirikku bimbang, lalu tersenyum kecil. Aku membalas senyumannya. Tapi Vonya---
"Gue ikut, Liam."
Aku melirik sinis, "Nyosor aja! Dasar Genit!"
Jam 8 malam, sialnya malam itu hujan, deras sekali. Aku dan Tantri sudah menunggu dirumahnya, kepikiran panjang. Alih-alih takut gak jadi. Tapi tak lama David sama Lio datang,
Untung datang, agak lega rasanya.
Kami tinggal hanya menunggu Liam datang, David sudah mengabari Liam tapi Liam tidak mengangkat telfon.
"Kita perginya gimana, hujannya deras banget loh."
Tidak ada yang bisa mengambil keputusan malam itu, Lokasinya agak jauh, sementara Liam belum datang.
Dan kami keburu sudah minta izin 3 hari gak masuk.
"Eh Itu si Liam!"
Aku menoleh kebelakang dan mendapati Liam sedang turun dari sepeda motornya. Ia basah kuyub, cuma makai Jaket hujan,
Aku speechless, memperhatikan wajah Imut Liam yang kedinginan, Liam gemesh banget.
Aku makin jatuh cinta malam itu.
"Udah mau berangkat?" Tanya Liam membuka jas hujannya.
David menggeleng, "Kita mau pergi pake apa? Hujannya deres banget, gak berani bonceng cewek."
"Gue uda pesan mobil kok, Kita naik mobil aja."
"Mobil siapa?"
"Ketua organisasi kampus, dia mau jemput dan anterin kita ke Cimahi,"
David terkekeh, seolah ada penyelamat, "Bisa juga lo diandalin, haha."
"Sialan!"
Selepas itu, kami menunggu mobil yang di pesankan Liam datang. Dan saat itu juga hujan mulai reda, aku dan Tantri ngobrol di depan teras rumahnya. Liam dan David juga bercerita tentang sepeda motor Liam, yang ku dengar katanya;
"Wuih ... Anak ustadz bisa juga dibeliin kereta keren begini, cakep bener dah lo sekarang, Lim. Salut gue. Bisalah ajak gue jajan di Emol."
Liam tertawa dan malu di garai seperti itu.
"Ayok, bantu gue masukin kereta ke Garasi si Tantri."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Quiet Love [Completed]
Short StoryPercayalah, ini bukan kemauanku, Liam. ____ Ini bukan cerita, tapi penggalan kisah Ale dan Liam.