Matanya menatap sekeliling ruangan yang kembali di tempatinya. Ada sedikit getaran tubuhnya kala memperhatikan setiap detail ruangan yang menjadi bukti bahwa mereka pernah membagi tawa disini.
Tidak ada yang berubah setelah enam bulan lalu. Enam bulan dia menjalani terapi karena trauma setelah kejadian itu di panti rehabilitasi dan setelah kembali ke apartemen ini dia berubah menjadi seorang janda.
Rasanya lucu ketika dia mengingat statusnya yang baru tetapi juga merasakan sesuatu yang hilang dalam dirinya.
🎶Bidadari keseleo... Meso meso banget nganggo kawat abang ijo...
Sanaya merogoh kantung jaketnya untuk mengeluarkan ponselnya yang berbunyi pertanda ada yang menelpon.
"Assalamualaikum,""Waalaikumsalam, gimana? Udah nyampe apart lo?" Revi bertanya dari sebrang.
"Udah oi, nih lagi mau beres-beres eh lo nya nelpon. Ganggu aja lo ah!" Sanaya mendengus.
"Sa ae napa lo, eh lo udah gak takut api lagi kan?"
Sanaya menghembuskan nafasnya pelan, "Kalo sekedar api kompor atau lilin pokonya api yang nggak terlalu gede kayak kebakaran gue udah nggak takut. Sans,"
"Alhamdulillah, kalo butuh apa-apa bilang gue aja ye janda wkwkw" Revi tertawa kencang dan Sanaya hanya mendengus kesal.
"Dih vangke lo!"
"Eh San, lo... ga mau ziarah makam Rega?" tanya Revi hati-hati.
Sanaya terdiam. Sejujurnya dia ingin mengunjungi makam Rega tapi dia belum siap, "Nggak tau Rev, gue belum siap. Meskipun gue udah ikhlasin kepergiannya tapi rasanya kalo liat hal yang berhubungan sama dia, gue ngerasa sedih. Ntar yang ada kalo gue ke makam dia malah nangis bombay kan bahaya,"
"Ouh gitu, yaudah kalo lo nya belum siap mending jangan. Doain aja yang terbaik buat dia, semangat jadi janda muda Sanayakuuu..."
Sanaya tertawa pelan, sahabatnya yang satu ini benar-benar ingin dia tabok, "Dih sialan lo ah! Wkwkwkw iye iye makasih, yaudah ya gue mau beres-beres barang gue dulu coi. Assalamualaikum."
Setelah mendapat balasan dari Revi, Sanaya mengakhiri panggilan itu. Menghela nafas, dia memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu terlebih dahulu. Pikirannya melayang ke enam bulan lalu.
Dimana setelah dia pingsan pada malam itu, kata ibunya dia teriak ketakutan sambil berbicara api. Entahlah untuk ingatan yang itu dia tidak mengingat, dia hanya mengetahui dari cerita ibunya yang selalu menjenguknya kala dia di panti rehabilitasi. Setelah dia di nyatakan sudah membaik oleh psikiater yang menanganinya seminggu lalu, Sicka menemuinya dan meminta untuk dia tetap tinggal di apartemen ini.
Berat tentu saja. Bahkan Sanaya tak menyangka bahwa percintaannya akan seperti ini. Tetapi dia bisa apa bila takdir sang kuasa berkehendak lain? Setelah sepenuhnya dia sadar bahwa Reganya tidak akan kembali bersamanya, dia habiskan lima hari untuk menangisinya setiap malam.
Tanpa sadar air matanya menetes, segera saja dia menghapusnya, "Nggak boleh nangis San. Kan kemaren udah janji kalau nggak boleh nangis lagi, kamu kuat!" Sanaya menyemangati dirinya sendiri. Dia tidak akan larut dalam kesedihan, dia akan tetap menjadi Sanaya seperti sebelumnya karena Rega juga pasti ingin dirinya seperti ini, meskipun berat sekaligus membuat dadanya sesak, tapi tak apa.
Dan untuk soal Raffa, enam bulan dia tidak bertemu. Ingin sekali dia melihat wajah kecil Raffa, setidaknya dengan adanya Raffa di sisinya dia tak merasa sendiri di apartemen ini. Rencananya besok Alfan akan datang untuk membawa Raffa kembali kepada Sanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...