Delapan belas🍃

3.7K 294 20
                                    

Bocah SMP itu menatap ibunya yang tengah terbaring lemah dengan wajah yang pucat. Mendengar bahwa ibunya terkena kanker darah stadium tiga, sangatlah memukul hatinya.

"Ar-loos, sini Nak..." Panggil ibunya dan Arlos yang masih mengenakan seragam putih biru itu mendekat.

Tangan ibunya meraba pipi Arlos yang tembam, "W-wajahmu k-kenapa lebam seperti ini? Apa kamu abis berantem?"

Arlos hanya tersenyum, dia tak mungkin mengatakan bahwa dia adalah korban bullying di sekolahnya, "Nggak apa-apa Bun, tadi di sekolah ada temen Arlos yang kesurupan terus Arlos ikut megangin eh malah kena tabok hehehe..."

Ibunya tersenyum, "Lain kali kalo ada temen yang kesurupan jauhin aja, biar guru yang menangani."

Arlos mengangguk, dia kemudian memeluk ibunya dengan penuh sayang. Meskipun dalam hatinya ada rasa takut, takut bila ibunya akan meninggalkannya.

"Arlos, kamu pulanglah, di rumah ada ayahmu yang ingin memberitahu berita yang bagus untukmu." Arlos menatap ibunya.

"Berita apa Bun?"

"Kamu pulang aja ke rumah, nanti kamu tau berita apa. Oh iya, Bunda titip salam ke seseorang yang akan menggantikan Bunda bila kamu sampai rumah."

Arlos tak mengerti dengan maksud ucapan ibunya, tapi dia hanya mengangguk lalu pamit untuk pulang.

Sesampainya di rumah, dia mendapati ayahnya tengah merangkul mesra seorang wanita.

"APA-APAAN INI AYAH?" Arlos berteriak marah, kedua orang itu langsung menatap Arlos. Ayahnya–Arlan Danadyaksa mendekatinya sambil tersenyum.

"Arlos, kenalin, dia Tante Alfi yang akan menjadi ibu kamu. Besok kita akan menikah, salaman gih!" ucap Arlan sambil merangkul anaknya itu.

Arlos seperti kena bom saat itu, dia mati rasa seketika. Bagaimana bisa ayahnya tega menduakan ibunya? Arlos menyingkirkan tangan Arlan dengan kasar.

"AYAH NGGAK PUNYA HATI! BUNDA LAGI SAKIT, AYAH INGIN MENIKAH LAGI? HAHAHAHA GILA!"

BUGH

Arlos tersungkur di lantai, dia merasakan pipinya berdenyut nyeri karena pukulan ayahnya itu.

"JAGA UCAPANMU ANAK NGGAK TAU DIRI! IBUMU ITU PENYAKITAN! JELAS SAJA AYAH INGIN MENIKAH LAGI." ucap Arlan keras-keras yang makin membuat Arlos hancur saat itu juga.

"Mas, udah! Mungkin dia perlu waktu buat nerima aku sebagai ibu barunya." ucap Alfi sambil membantu Arlos berdiri.

Arlos menepis bantuan Alfi, membuat wanita itu terjatuh.

"SAMPAI KAPANPUN, GUE NGGAK ADA DAN NGGAK BUTUH WAKTU BUAT NERIMA PELAKOR!"

BUGH

Arlos memegang pipinya yang kembali kena pukulan, dan matanya membelalak kala melihat lelaki se umurannya itulah yang memukulnya. Dia adalah lelaki yang membullynya di sekolah, Alfan Baturaja.

"L-lo..." Arlos tak bisa berkata-kata.

"Iya gue Alfan, yang bakal jadi sodara lo, adik tiri lo." ucap Alfan dengan wajah angkuh kala itu.

Arlos menitikkan air matanya, dia pun melangkah pergi dari rumah tanpa mempedulikan teriakan Arlan yang memanggilnya.

🌄

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang