Sanaya dan Raffa hanya bisa diam, duduk bersebelahan di tepi ranjang sambil menatap Rega yang tengah mengemas bajunya ke dalam koper.
Rega sendiri sesekali melirik istri dan anaknya yang terus memperhatikan segala gerak-geriknya. Dia lantas menghela nafas lalu berdiri kemudian jongkok di depan Sanaya dan Raffa.
"Cuma seminggu, nggak lebih kok. Jangan natap kayak gitu dong!" Rega mencubit pipi Sanaya dan Raffa bergantian.
Sanaya mendengus kemudian memeluk Rega tiba-tiba.
"Jangan pergi ya? Nanti makin banyak orang yang nge-fans sama kamu ..." rengek Sanaya dengan nada manja.
Raffa ikut-ikutan memeluk Rega dengan melompat di punggung Rega.
"Pa, cepet pulang. Nanti kalo pulang Afa minta oleh-oleh."
Sanaya melirik sinis Raffa, dia mengurai pelukannya dari Rega. Tangannya bersidekap, "Raffa! Kita nggak solid! Awas aja kamu minta es krim, Mama nggak bakal kasih! Bodoamat!"
Raffa yang masih di punggung Rega tertawa, "Afa bica minta Om Caka dong! Om Caka ada banyak uang, jadi Afa minta beliin pasti Om Caka mau."
Rega tertawa, "Emang Afa tau darimana Om Sakha punya banyak uang?"
Raffa terkikik, "Katanya Om Caka dapet dali pacalnya hehehe ... Jadi kalo ada pacal bica minta uang ke pacal ya, Pa? Bial punya banyak uang?"
Rega dan Sanaya saling menatap horor satu sama lain. Mereka seolah saling berbicara dalam diam.
' Bukan adek aku! '
' Parah banget adek kamu, Mas! Edan tenan! '
' Emang kudu disantet itu anak, biar insyaf! '
"Lain kali kalo Om kamu cerita tentang pacarnya atau cewek, kamu harus tutup telinga. Mama nggak mau kamu ketularan gendeng kayak Om kamu."
"CIAPPP MAMA!" balas Raffa dengan semangat.
Sanaya kembali memandang Rega, "Mas, seminggu itu lama ..." rengek Sanaya.
Rega membawa Sanaya ke dalam dekapannya dan punggungnya yang masih ditemploki Raffa.
"Mau gimana lagi, Dek? Aku juga nggak mau, tapi kepaksa. Aku janji bakal telpon kamu terus biar kamu nggak khawatir sama aku." balas Rega.
"Ma, Papa Lega kan pelgi buat belajal, kan macih ada Afa dicini, Afa bica kok lindungin Mama kalo nggak ada Papa Lega,"
Sanaya mencubit pipi Raffa gemas, Raffa ini terlalu pengertian untuk ukuran bocah kecil sepertinya.
🌄
Rega memakai kacamata hitam selama duduk di dalam pesawat. Raksi yang duduk di sebelahnya pun heran.
"Lo mau sampe kapan pake kacamata terus? Mau berlagak sok keren?"
Rega tak menjawab, cowok itu hanya duduk diam sambil bersidekap dada.
Dosennya, Pak Gus yang tak duduk tak jauh dari kursi mereka berdua pun turut melirik karena penasaran.
"Raksi, itu temen kamu mau jadi modeling atau gimana?" bisik Pak Gus kepada Raksi.
"Nggak tau, Pak. Tadi saya ajak ngobrol nggak dijawab."
"Coba kamu buka aja kacamatanya,"
Raksi mengangguk, tanpa aba-aba dia langsung menarik kacamata hitam Rega. Rega langsung tersentak kaget dan segera menghapus cairan yang baru saja keluar dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...