Sepuluh🍃

5.2K 356 25
                                    

Sanaya membuka korden jendela kamarnya dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya. Dia kemudian menoleh dan melihat Raffa yang tengah bermain bersama Rega di atas ranjang.

Setelah sholat subuh berjamaah tadi, Raffa tidak ingin tidur lagi dan mengajak Rega untuk bermain bersama sedangkan Sanaya sibuk mencuci baju di kamar mandi. Selesai mencuci dia kembali ke kamar dan melihat Rega dan Raffa yang masih asyik bermain robot-robotan.

"Mau sarapan lauk apa, Raffa?" tanya Sanaya sambil duduk di sebelah Raffa, tangannya terulur merapikan rambut Raffa yang berantakan.

"Apa aja mama, yang penting makanan." balas Raffa lalu kembali memainkan robotnya yang ditabrakkan ke dada Rega yang tengah berbaring.

"Yaaa, Papa Lega matii..." pekik Raffa girang.

"Aaaa, matii..." Balas Rega lalu berpura-pura kesakitan sambil memegang dadanya yang ditabrak oleh robot tadi kemudian dia memejamkan mata.

Sanaya tertawa melihat itu, "Mana ada mati kok bilang-bilang hahahaha..."

Rega membuka matanya lalu mencebik kesal, "Namanya juga main sama bocil, dek. Mending kamu buat sarapan sana!"

"Nah, mama buat calapan cana !" Raffa ikutan yang membuat Rega tergelak kemudian mengajak Raffa ber- high five.

Sanaya merengut kesal, lalu berdiri dan keluar kamar menuju dapur untuk membuat sarapan. Sepeninggal Sanaya, Rega lantas menyuruh Raffa untuk mandi dan cowok itu menyusul Sanaya ke dapur.

Rega memperhatikan penampilan Sanaya dari belakang yang hanya mengenakan kaos kebesaran warna hitam juga celana selutut dan tak lupa rambutnya yang dia kuncir asal membuat Rega langsung memeluk Sanaya dari belakang.

"Ngagetin aja sih, Mas! Itu Raffa kenapa kamu tinggal?" Sanaya membalik telur dadarnya kemudian.

"Raffa lagi mandi, yaudah aku nyusul kamu ke sini. Betewe, kamu makin enak aja untuk di peluk." Rega tertawa kecil.

"Dih, apaan sih!" Sanaya tersenyum malu.

Sanaya berbalik dengan tangannya yang memegang spatula, "Mas, aku dapet kabar kalau temen-temen kamu ada kumpul bareng di cafe Royalter, kamu nggak mau dateng? Oh iya, temen kamu udah tau kamu masih ada disini?"

Rega menggeleng, "Mereka nggak tau. Aku cuma ragu, apa perlu aku dateng ke situ? Mungkin mereka udah lupa sama aku."

Sanaya menabok lengan Rega, "Nggak boleh nethink , kan kamu aja belum dateng ke sana udah berpikir gitu," omel Sanaya yang dibalas Rega dengan kekehan.

"Iya iya, tapi kamu ikut ya?"

Sanaya mengangguk lalu fokus kembali ke masakan yang dia masak.

🌄

Suasana cafe Royalter nampak ramai malam ini. Sanaya dan Rega yang masih berada di luar cafe agak ragu untuk masuk.

"Kita masuk sekarang?" tanya Rega kepada Sanaya.

"Iyalah sekarang, emang mau sampe kapan berdiri di sini?"

Rega menyengir kala mendengar nada menyindir dari Sanaya. Perlahan Rega menggandeng Sanaya untuk masuk ke cafe. Dapat di rasakan oleh Sanaya bahwa tangan Rega terasa dingin.

"Wailah bro, gue aja yang punya lima gebetan ga mau sombong hahahaha..."

Rega mengenal suara itu, Jerrick sahabatnya itu tengah membully Udin seperti biasa yang mereka lakukan.

"Itu namanya lo MARUK!" balas Udin dengan ngegas. Lalu setelahnya kumpulan di meja nomor 18 itu tertawa.

"Ehm..." dehem Rega yang membuat mereka akhirnya menyadari keberadaan Rega dan Sanaya.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang