Sembilan belas🍃

3.9K 314 19
                                    

Rega menatap perut Sanaya yang sudah mulai membuncit. Kini Sanaya memasuki usia kehamilan tiga bulan. Selama nyidam Rega sampai heran karena nyidamnya Sanaya itu beda dari ibu hamil lainnya. Dan malam ini dia ikutan berjaga menemani Sanaya yang tengah menonton Moto GP.

Pernah tengah malam Rega dibangunkan oleh Sanaya, istrinya itu meminta Rega untuk membawanya ke kantor polisi. Jelas saja Rega kaget, mau apa Sanaya ke kantor polisi tengah malam? Dan saat ditanya, Sanaya meminta nasi goreng yang dibuatkan oleh polisi nantinya.

Dengan amat sangat terpaksa, Rega membawa ke kantor polisi yang kebetulan tak jauh dari apartemennya berada. Saat Rega menyampaikan maksudnya, ada beberapa polisi yang ada di situ tertawa, lalu menyuruh Rega untuk bersabar.

"Mas..."

"Kenapa? Kamu laper? Pengen mangga muda?"

Sanaya menggeleng, "Sok tau kamu!"

Rega menaikkan alis sebelahnya, "Lalu?"

Sanaya cengengesan tak jelas, "Hehehe Mas, aku liat balapan motor di televisi kayaknya seru, ya?"

Rega merasakan sesuatu tak enak akan terjadi.

"Mas, ikutan balapan liar yuk! Aku pengen nyoba deh gimana rasanya diboncengin sama orang yang lagi balapan." ucap Sanaya dengan mengelus perutnya. 

Rega melotot, "Balapan liar???"

Sanaya mengangguk, "Ayo dong Mass... Pengen bremmm bremmmm kayak ituu" tunjuk Sanaya ke televisi.

Rega memijit pelipisnya karena pusing, Sanaya bila tak dituruti dia pasti akan mendiaminya selama dua hari, dan itu sangat tidak bagus untuknya. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua malam.

"Mas kalo nggak mau aku ngambek loh!" ancam Sanaya yang langsung di respon oleh Rega.

"Ehhh jangan-jangan... Iya iya bentar, aku nelpon Raksi dulu. Dia yang tau tempat balapan liar ada dimana," Rega pun segera menghubungi Raksi.

Sanaya tersenyum puas, dia memeluk Rega dari samping, "Makasihh cayangg..."

Rega membalasnya dengan dengusan.

🌄

Sedari tadi Sanaya menatap takjub orang-orang yang hadir untuk melihat balapan liar ini. Rega di sebelahnya memasang wajah datar sambil menggamit pinggang Sanaya erat dan tangan satunya menggandeng tangan Raffa. Takut-takut kalau Sanaya tiba-tiba lari ke area balapan kan bahaya.

"Halo bro, lo temennya Raksi?" salah satu cowok berpakaian jeans hitam sobek-sobek dan memakai jaket hitam itu menghampiri Rega juga Sanaya.

"Gue, Reza. Lo siapa?" Reza menjabat tangan Rega.

"Gue Rega," balas Rega.

Reza kemudian beralih menatap Sanaya yang menatapnya kagum, Reza tersenyum manis, "Haloo, nama lo siapa?" Reza mengajak Sanaya berjabat tangan namun segera di sambut oleh Rega.

"Dia Sanaya, istri gue." Rega tersenyum tak ikhlas. Reza yang melihat itu seketika menahan tawa dan Sanaya kesal karena tak jadi bersalaman dengan cogan.

Sanaya langsung menyenggol Rega, "Mas ayoo balapan..."

Rega menepuk jidatnya, dia kira Sanaya sudah lupa. Dia kemudian mengajak bicara Reza. Sanaya bisa melihat Reza yang manggut-manggut sambil menatapnya dan menahan tawa.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang