Lima🍃

4.6K 291 11
                                    

Perempuan itu menunduk dalam dan enggan menatap lelaki yang menatapnya seakan-akan ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Kenapa lo bebasin gue?" cicitnya pelan dan masih tak menatap lawan bicaranya.

Lelaki itu tertawa sinis, perempuan di depannya yang sudah tak lagi mengenakan pakaian tahanan membuatnya muak.

"Mimpi kalo pikir gue yang bebasin lo!" tunjuk lelaki itu ke pelipis perempuan itu. Di ruangan tertutup itu, mereka tidak ada yang mengganggu perbincangan itu.

Perlahan kepalanya mendongak menatap wajah lelaki didepannya, "Lalu siapa?"

"Sanaya, dia yang nyuruh gue buat nyabut tuntutan atas lo. Hah! Padahal gue seneng banget bisa liat lo lebih lama disini." Lelaki itu, Erlangga.

"Mending lo disini aja deh, gue jamin lo kalo keluar dari sini akan lebih menderita, Cheryna Angelista." Mendengar itu, Chery meneteskan air matanya.

"Ceileh malah nangis, udeh terima nasib aja lo. Lagian kayaknya orangtua lo ga peduli sama lo, terbukti dari mereka yang nggak jemput lo. Mungkin dia malu kali ya punya anak kaya lo, yang jahat." Erlangga terkekeh dengan tangan bersidekap dada.

Chery mengusap air matanya, "Terserah lo mau mikir apapun tentang gue. Lo nggak tau hidup gue kayak gimana, lo cuma mikir bahwa pemeran antagonis adalah orang paling jahat tanpa lo tau alesan dari itu semua."

Erlangga yang mendengar itu menghentikan kekehannya, namun hanya sesaat karena dia kembali tertawa, "Lo pikir gue bakal peduli sama jalan idup lo? Hahahaha terima nasib aja lah ya..."

Chery kembali menunduk dan terisak dalam diam, "Gue nggak ada niatan buat lo peduli sama gue. Tapi... Apa boleh gue minta tolong?"

Erlangga mendekatkan wajahnya ke wajah Chery yang menunduk, "Lo bilang apa tadi? Lo minta tolong? Nggak salah denger nih kuping gue?"

"I-iya, g-gue minta t-tolong ... Boleh?" tanyanya gugup dan tak berani mendongak, sekali saja dia mendongak maka bibir Erlangga akan menempel di keningnya. Ya sedekat itu posisi mereka.

Erlangga menjauhkan wajahnya kembali, lalu duduk sambil bersidekap dada, "Minta tolong, ya? Emm..." Erlangga nampak menimang sedangkan Chery melirik ke arah Erlangga.

"Okedeh, lo mau minta tolong apa? Untung gue selalu inget nasehat Sanaya mantan gue yang baiknya pake banget buat nolong orang siapapun itu." Erlangga tersenyum jumawa.

Mantan aja bangga!

Dalam hati Chery mencibir, kalau dia ucapkan maka Erlangga pasti tidak akan menolongnya.

"Minta tolong apa?"

Chery mendongak dan sepenuhnya menatap Erlangga dengan penuh harap, "Gue boleh kerja di rumah lo? Gue nggak mau pulang ke rumah, gue terlalu takut."

Erlangga menatap horor Chery.

🌄

"Jadi gimana ini, Tan?" Erlangga menatap Sanaya sambil melengkungkan bibirnya ke bawah seperti anak kecil.

Sedangkan Revi yang duduk di sebelah Sanaya terdiam. Dia lebih sibuk memainkan pipi Rafa yang tertidur di pangkuannya.

Tadinya saat Sanaya dan Revi tengah makan siang di salah satu warung soto, Erlangga menelpon dan meminta untuk bertemu. Langsung saja Sanaya memberi tahu dan tak sampai setengah jam Erlangga sampai. Setelah itu dia bercerita tentang Chery yang ingin bekerja di rumahnya.

"Gue jadi penasaran sebenernya ada cerita apa yang di sembunyikan Chery. Erlangga, ajak dia kesini coba. Gue pengen ketemu." ucap Sanaya dan membuat Revi di sebelahnya menatap Sanaya.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang