Dua puluh satu 🍃

3.6K 268 15
                                    

Alasan apa yang membuat orang tetap bertahan dalam status sendiri alias jomblo? Kalau bukan karena gagal move on ya belum Nemu yang sreg, itu sih kalau kata Erlangga. Jelas saja, mau bilang gagal move on tidak juga, karena dia sudah menerima apa yang tak seharusnya jadi miliknya.

Erlangga, cowok itu sudah mulai merelakan Sanaya dengan Rega. Erlangga juga ingin bahagia tanpa bayang-bayang Sanaya, Erlangga ingin menjalin hubungan baru meskipun bukan dengan Sanaya. Dan Erlangga seketika ingin menjalin hubungan yang serius ketika dia menatap undangan pertunangan yang diberikan Chery kepadanya.

"Heh Cher, serius adek lo ini?"

Chery yang tengah mengepel, berkacak pinggang, "Lo pikir apa? Cuma prank? Dikata tunangan itu mainan kali ya!" Chery terkadang heran sendiri dengan sifat Erlangga yang lemot dan bloon dalam waktu bersamaan.

Erlangga diam, dia kembali memandang undangan itu dengan lamat-lamat. Dia berpikir kenapa dunia seolah-olah mengejeknya saat ini? Sanaya yang tengah hamil anak Rega, dan Raksi yang sudah tahap serius mengikat Revi. Lalu dia sama siapa?

Erlangga merasakan sofa yang didudukinya bergerak, dia menoleh mendapati Chery dengan wajahnya yang penuh keringat duduk di sebelahnya sambil mengibaskan tangannya ke wajahnya.

"Lo pengen juga kayak gitu?" Ada nada mengejek dalam ucapannya, "makanya mupon Mas! Wkwkwkw" Chery tertawa ngakak melihat wajah kesal Erlangga.

Pletak

"Kasar banget lo! Shh..." Chery mengusap kepalanya yang terkena jitakan Erlangga.

Erlangga tertawa melihat Chery yang kesakitan. Dia kemudian diam mengamati wajah kesal Chery. Sejak ada Chery, rumahnya yang semula sepi kini menjadi ramai. Erlangga yang terbiasa bermonolog kini menjadi berdialog, semua karena dia yang menerima Chery untuk bekerja di rumahnya, dan ternyata hal itu tidak salah.

"Iya tau kok gue cakep, tapi nggak usah diliatin segitunya juga kali!"

Erlangga tetap menatap Chery, "Cher, ini lagi musimnya nikah muda, ya?"

"Ha?" Chery mengernyit mendengar pertanyaan Erlangga yang tak bermutu, "Ngapain lo nanya gituan? Lo mau nikah muda?"

Erlangga mengangguk, "Iya."

Chery terdiam sebentar dan setelahnya dia tertawa terbahak-bahak. Apa Erlangga bercanda? Dikata nikah itu hal yang biasa apa ya?

"Hahahaha lo serius? Emang mau nikah sama siapa? Hahaha, aduh perut gue sakit ketawa mulu." Chery masih tertawa sambil memegang perutnya yang mulai keram.

Erlangga menatap dalam Chery, "Sama lo, gimana?"

Chery berhenti tertawa, dia menoleh ke Erlangga dan menatap horor Erlangga.

🌄

Sanaya menatap senang bangunan ramai yang ada di depannya. Akhirnya dia bisa ke tempat ini lagi setelah sekian lama di kurung oleh Rega di apartemen. Akhirnya dia akan merasakan kembali menawar harga cabe atau belanjaan yang lain agar menjadi lebih murah. Ya, pasar tradisional.

Sanaya pergi ke pasar sendirian dengan naik taxi tentunya. Tangannya mengelus perutnya yang sudah masuk bulan ke lima. Dia kemudian melangkah masuk ke dalam pasar lalu mulai memperhatikan beberapa penjual yang mulai menawarkan dagangannya.

Sanaya memilih untuk berjalan lebih dalam lagi menuju tempat ikan-ikan laut dijual. Dia ingin makan ikan tongkol saat ini.

Namun ada yang aneh, kenapa orang-orang berlarian keluar pasar? Perasaan Sanaya jadi tak enak. Dia mencium bau gosong ditempatnya berdiri.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang