"Kamu yakin mau ngerawat Raffa terus? Sendirian?"
Sudah lima kali Sanaya mengangguk menjawab pertanyaan dari Heppy, sang calon mommy dari Raffa.
"Di sini aku nggak punya temen mbak, cuma Raffa yang aku punya sekarang. Meskipun aku sendirian, aku sanggup kok." ucap Sanaya sambil mengamati Raffa yang masih menonton film kungfu panda yang ternyata adalah favorit anak itu.
Alfan yang sedari tadi diam berdehem pelan, "Biarkan saja Sanaya merawat Raffa, lagipula anakku lebih nyaman dan senang tinggal disini bersamanya."
Heppy yang mendengar itu terdiam lalu mengangguk pelan. Sanaya kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Heppy, lalu merangkul wanita itu.
"Jika mbak khawatir nggak bisa akrab sama Raffa, mbak tenang aja. Raffa anak baik, dia akan akrab sama mbak... Kalau mbak nggak percaya, aku panggil dia dulu." Sanaya pun menoleh lalu memanggil Raffa.
"Raffa sayang, sini sebentar!" bocah itu menoleh dan segera beranjak dari acara menontonnya dengan masih mengenakan baju tidurnya.
"Iya mama, kenapa manggil Afa?" tanya Raffa ketika sudah berada di pangkuan Sanaya.
"Mama mau kasih tau kamu, di depan kamu ada mommy Heppy, dia yang akan jadi mommy mu nanti. Jadi setelah ini kamu harus..." Sanaya sengaja menggantung ucapannya karena dia yakin Raffa pasti tau kelanjutannya.
"Copan dan holmat cama olang tua," ucap Raffa sambil tertawa memperlihatkan gigi-nya yang rapi dan putih.
Sanaya tersenyum, "Pinter... Nah sekarang kamu cium tangan mommy," Raffa mengangguk dan segera turun dari pangkuan Sanaya.
"Halo mommy..." sapa Raffa sambil mencium tangan Heppy. Heppy meneteskan air matanya tatkala melihat bagaimana anak itu mencium punggung tangannya.
Alfan tersenyum sembari menatap Sanaya berterima kasih karena sudah mendidik Raffa menjadi anak yang berbakti.
"Dad, jadi Afa punya mama dua yaa... Keleenn," Raffa bertepuk tangan heboh sambil berlari dipelukan Alfan. Heppy dan Sanaya hanya tertawa saja saat itu.
"Raffa sekarang waktunya mandi, mau mama mandiin apa mandi sendiri?" Raffa yang masih dipelukan Alfan langsung turun dengan cepat lalu berlari masuk ke dalam kamar. Ketiga orang disitu menatap geli Raffa.
Merasa kepentingan mereka sudah terlaksana, Alfan dan Heppy pun pamit untuk fifting baju. Setelahnya Sanaya mengurus Raffa yang tidak akan mandi apabila tidak dipaksa mandi.
🌄
Kini Alfan tengah berada di salah satu butik kenalan mamanya untuk memesan beberapa baju pengantin untuk dirinya dan Heppy.
"Alfan, aku harap nanti pas nikahan kita, mama kamu bisa ikutan hadir." ucap Heppy yang duduk di sebelah Alfan, mereka tengah menunggu pemilik butik yang belum datang.
"Amin, saya juga berharap seperti itu, semoga nanti dia merestui kita. Dan sekali lagi saya minta maaf karena perbuatan saya membuat kamu harus terikat dalam pernikahan ini."
Heppy tersenyum tulus, "Aku sudah maafin kamu kok, kamu orangnya bertanggungjawab ternyata... Aku kira kamu akan biarin aku karena aku seorang janda..."
"Jangan berbicara soal statusmu, saya menikahimu bismillah ikhlas karena Allah."
"Kamu bisa manis juga ya, tapi kenapa Sanaya tidak bisa kamu luluhkan hatinya?" Tanya Heppy geli.
Alfan mendengus, "Karena Rega sudah mengunci hati Sanaya hanya untuknya seorang." balas Alfan.
Drrt drrt drrt
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...