Dua puluh tiga🍃

5K 355 38
                                    


*Di puter yak yang ada di mulmed, nggak tau kenapa lagunya sama video drakornya tuh cocok aja gitu hehe:v






Seiring perkembangan zaman yang makin maju, hal itu begitu mempengaruhi tatanan politik, ekonomi, dan banyak hal termasuk hukum.

Seseorang yang melakukan kejahatan akan mendapat keringanan dengan pengurangan masa tahanan narapidana yang bersangkutan. Tentu saja ada hal yang harus dilakukan agar narapidana itu bisa mendapat hadiah keringanan itu.

"Menurut lo gimana?" Arlos menoleh ke sampingnya, teman yang seumurannya itu bertanya sambil memakan makanannya di kantin rutan.

"Bagus aja. Lagian gue disini bisa sadar sama apa yang udah gue lakuin." sahut Arlos.

Temannya itu berdecak, "Tapi meskipun lo udah keluar dari sini dengan cepet karena pengurangan hukuman, tetep aja lo bakalan nanggung semua cacian masyarakat. Pasti lo mending milih disini."

Arlos meletakkan sendoknya, dia sudah selesai makan, "Panji, gue nggak peduli cacian masyarakat sama kelakuan gue. Mereka nggak tau alesan gue ngelakuin itu. Tapi yang jelas gue bisa bebas dari sini dengan cepet dan temuin adek gue."

Panji, temannya yang terkena kasus pembunuhan sama sepertinya menatap terkejut Arlos, "Lo punya adek?"

Arlos mengangguk, "Makanan yang sering gue bagi sama lo itu dari adek gue. Cuma dia yang masih anggep gue manusia setelah apa yang gue lakuin ke dia."

Mata Panji berkaca-kaca, setelah tinggal disini hampir satu tahun. Dia bersyukur dipertemukan dengan Arlos yang bisa menjadi teman berbagi cerita. Membagi beban hidup yang bahkan orang lain tak mau ambil pusing ataupun peduli.

"Gue seneng masih ada yang nerima lo. Seenggaknya semisal lo bebas cepet dari sini lo masih ada tujuan buat pulang." ucap Panji.

Arlos menepuk bahu Panji. Menyadari bahwa temannya itu bebannya jauh lebih berat darinya. Tidak ada satupun keluarga yang menjenguknya di dalam sel tahanan ini.

"Kita pasti bebas sama-sama. Kita doa aja semoga keberuntungan memihak ke kita. Kita awali semua dari nol, mulai hidup baru. Dan ... Mencoba nggak peduli sama ucapan orang tentang kita."

Panji tersenyum cerah, mereka pun lanjut mengobrol tentang hal lain tanpa sadar ada salah satu perwira polisi yang mendengar percakapan mereka sambil menitikkan air mata.

"Kalian pasti bebas dengan cepat."

🌄

"Ini nih salah satu contoh buat anak jaman sekarang buat nggak pacaran dulu. Halalin dulu terus pacaran setelah nikah. Aww jadi pengen nikah nih gue ..."

Rega dan Sanaya hanya menggelengkan kepalanya melihat Udin teman Rega yang memasang wajah memelas.

"Nyari yang mau sama lo dulu baru kawin, Din. Kalo emang lo kebelet kawin yaudah ke club aja terus ajak salah satu cewek body bohay kawin sama lo." sahut Raksi yang duduk tak jauh dari Udin.

Semua yang ada di meja besar itu tertawa. Saat ini mereka, anak TBM dan Justice tengah berkumpul di acara pertunangan Raksi dengan Revi yang baru selesai dilaksanakan.

"MIRIS AMAT LO UDINESE!"

Udin mencebik kesal, tidak di zaman SMA tidak zaman sudah kuliah, dia masih saja menjadi objek bullyan teman-temannya. Untung dia baik hati dan ususnya panjang.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang