Hari ini adalah hari dimana Alfan dan Heppy akan menikah. Di apartemen Sanaya, perempuan itu tengah menata hijabnya agar nampak bagus tak lupa wajahnya yang sudah dia hias. Setelah dirasa penampilannya sudah sempurna dia keluar kamar untuk melihat apa yang dilakukan ke empat orang yang menunggunya di ruang tamu.
"MAMAAA ANTE LEPI NAKAL HUAAAAA..." jerit Raffa sambil menangis tak lupa dia berlari mendekati Sanaya dan meminta digendong.
"Busett lo apain anak gue, Rev?" delik Sanaya menatap Revi yang cengengesan sambil tangannya bergelayut di lengan Raksi.
"Gue cuma cubit pipinya doang, nggak tau juga tuh anak lo kenapa sensi amat sama gue." ucap Revi membela diri.
"Lo nyubitnya kekerasan Rev, jelas ntuh anak nangis." sahut Chery yang duduk di sebelah Erlangga.
"Nggak ya, Kak." dengus Revi membalas ucapan Chery.
"Udah-udah malah pada debat, nggak kasian sama mantan gue tuh pusing denger suara lo berdua yang cempreng! Terutama lo Cher, gue nggak suka liat lo banyak bacot." tegur Erlangga. Chery langsung terdiam, bahkan raut wajahnya sudah berubah sendu.
"Cewek itu Ngga, jangan gitu juga kali ngomong." Raksi menegur Erlangga yang dibalas cowok itu dengan endikan bahu acuh.
Sanaya menggeleng menyaksikan itu, "Erlangga, kan udah gue bilang jangan benci-benci amat sama orang. Nanti kalo Allah membalik hati lo jadi cinta kan yang malu lo sendiri."
"Nahhh, dengerin tuh!" ucap Revi dan Raksi bebarengan.
"Apaan sih lo pada, nggak akan lah gue cinta sama cewek jahat kayak dia. Ogah!" ketus Erlangga sambil memalingkan muka.
Chery berdehem pelan, "Lebih baik kita berangkat sekarang, nanti takutnya kita telat." Chery beranjak dari duduknya lalu keluar terlebih dahulu, kemudian disusul Erlangga yang sempat melirik Sanaya sebal.
"Itu bocah kalo sama lo kayak anak kecil ada dah, gedeg gue liatnya San." ucap Raksi yang dibalas kekehan oleh perempuan itu. Setelahnya mereka semua berangkat menuju gedung pernikahan Alfan dan Heppy.
🌄
S
anaya menatap dekorasi yang tertata begitu bagus dan rapi. Ada beberapa rangkaian mawar putih yang terangkai di pajang di pojokan. Tak hanya itu, ada juga foto Alfan dan Heppy yang dipajang di tembok. Keduanya nampak serasi di mata Sanaya.
Di atas panggung, Alfan tengah mengenalkan Heppy kepada semua orang, tak lupa Raffa juga di kenalkan kepada semua tamu disitu. Lalu mata Sanaya menangkap seorang wanita yang duduk di kursi roda, wajahnya sedikit pucat tetapi senyum yang ditampilkan wanita itu begitu mempesona dan mirip seperti Alfan."Itu emaknya Alfan, alhamdulillah kemaren pagi dia baru siuman setelah satu setengah tahun lebih koma." Bisik salah satu sepupu perempuan Alfan yang Sanaya lupa namanya. Memang di keluarga Alfan, Sanaya sudah dikenal oleh semua anggotanya karena mengira bahwa Sanaya lah calon istri dari Alfan, tapi ternyata bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Roman pour AdolescentsSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...