Dua puluh empat🍃

5.1K 387 61
                                    

My beloved wife❤️
Cumikuh, abis kuliah mau lngsng plng ap mau kmn dlu?

Krja. Km mau ap?
✅✅

Dpt job lgi? Dmn?

Bank BRI dkt prshaan Ayh
✅✅

Hoalah, nnti klo plng bawa yg manis" yak😉

Yg mns? Aku?😳
✅✅

Bukan😒

Cnda sayang 😐
✅✅

😕

🙇
✅✅

Menjadi seorang mahasiswa yang penuh dengan tugas kuliah juga mengemban tugas sebagai kepala keluarga tidaklah mudah bagi sebagian orang. Lain hal dengan Rega, dia sudah mempersiapkan mental dirinya semenjak dia mengucapkan akad saat menghalalkan Sanaya menjadi makmumnya.

"Rega!"

Rega yang tengah membalas pesan Sanaya sambil berjalan menyusuri koridor pun menoleh ke belakang ketika dia dipanggil Raksi.

"Kenapa?"

"Gue barusan dari ruangan Pak Gus, katanya kita berdua kepilih buat ikut seminar di Semarang selama seminggu."

Rega menaikkan alisnya, "Serius? Lama amat."

Raksi menjentikkan jarinya, "Nah itu, karena Universitas yang ada di Semarang adain seminar waktunya hampir bareng-bareng."

Sekedar informasi, Raksi dan Rega berada di satu fakultas yang sama yaitu Ekonomi dan Bisnis.

"Itu wajib?"

"Iya wajib, soalnya yang ikut seminar ini cuma orang terpilih, salah satunya ya kita berdua. Besok surat pemberitahuannya baru diedarkan. Kata Pak Gus juga kalo ada yang nggak ikut nanti nilai di mapelnya bakal dikurangi, asem banget kan?" Raksi mencebik kesal.

Karena jujur dia itu paling malas ikut seminar-seminar seperti itu yang menurutnya membosankan.

"Mau gimana lagi, berarti kita harus ikut." Rega mengendikkan bahunya acuh.

Raksi mengangguk lemas. Mereka kemudian lanjut berjalan bersisihan sambil berbincang ringan.

"Ga, lo mau ikut gue ke cafe ketemu sama anak Justice kagak? Katanya mereka kangen lo."

Rega menggeleng, "Sorry, gue abis ini harus kerja. Mungkin lain kali aja."

"Kerja lembuuur bagai kudaaa wkwkwk, okedeh not father. Semangat kerjanya buat calon anak!" Raksi mengepalkan tangannya.

Rega terkekeh pelan, "Yoi."

Rega memang sudah bertekad ingin menafkahi keluarganya tanpa bantuan dari kedua orangtuanya yang bisa dikatakan mampu. Bahkan Rega rela bekerja serabutan agar dia benar-benar bisa menafkahi keluarganya dengan jerih payahnya sendiri meskipun ayahnya sering kali menawarkan bantuan dengan mengisi ATM nya, tetapi Rega menolak.

🌄

Menenangkan Raffa ketika dia menangis itu cukup mudah bagi Sanaya. Cukup sediakan boneka barbie dan robot serta mobil-mobilannya maka Raffa pun berhenti menangis.

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang