GEDUBRAK
Semua orang terkejut melihat Rega yang menabrak pintu ruang inap Sanaya dan tersungkur di lantai dengan Raffa di gendongannya.
Raffa bukannya menangis malah tertawa, padahal jatuhnya tadi sangatlah keras.
"Hahahaha, Papa ... Papa kayak kodok loncat hahahaa,"
Rega bangun, dia mengusap kepala Raffa yang sempat terantuk lantai sambil meringis menahan malu akibat dilihat banyak orang.
Sicka dan Rionald sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya itu. Mungkin saking senangnya, dia sampai terjatuh karena tak sabar melihat istrinya.
Rega menurunkan Raffa, lalu berjalan pelan menuju Sanaya yang menatapnya dengan wajah pucat, meskipun begitu, senyuman di wajahnya tak luntur sekalipun.
Melihat itu, semua orang yang ada di ruangan itu keluar. Memberi ruang untuk pasangan muda itu saling berbincang.
"Mas ..."
Mendengar suara Sanaya, tubuhnya merinding karena sarat rindu. Dia segera memeluk Sanaya erat.
Dia bahkan tidak sampai seminggu ditinggal koma oleh Sanaya seperti cerita istri Raga di kantin tadi, tapi kenapa dia sangat merindukan istrinya ini? Senyumnya, suaranya, bahkan elusan tangan di kepalanya ini. Rega merindukan semuanya.
"Akhirnya kamu buka mata dan berhasil melewati masa kritismu," Rega mengecup mata lalu beralih ke pipi Sanaya berkali-kali.
"Aku kangen kamu tau! Kamu tega banget bikin aku cemas." Rega kembali memeluk Sanaya.
Sanaya tersenyum lemah, "Maaf Mas ..."
"Aku ngerasa tidur lama banget, Mas, di dalam tidurku, aku mendengar detak jantung yang sangat menggema dan membuat detak jantungku ikut berdetak kencang. Saat aku ngebuka mata, ada bayi kecil di atas dadaku,"
Rega mengurai pelukannya, "Kamu serius? Siapa yang letakin?"
"Serius! Tadi ada mbak-mbak bukan suster berdiri di sebelah aku sambil mandangin aku terus. Mungkin dia yang letakin bayi kecil di atasku."
"Terus?"
"Terus dia bilang, 'Terkadang obat itu berasal dari sebagian darahmu sendiri. Ikatan anak dan ibu sangatlah kuat! Aku berharap kalian selalu berbahagia', setelah mengucapkan itu dia pergi."
Rega diam. Apa mungkin itu adalah istri Raga? Kalau iya, dia harus berterimakasih! Tapi dia tak tahu nomor telepon Raga ataupun istrinya untuk bisa membuat janji temu.
"Mas ... Aku pengen liat anak kita dari deket," permintaan Sanaya membuat Rega keluar dari segala lamunan pikirannya.
Dia memandang sekilas ke arah inkubator dimana anaknya berada. Anaknya itu tengah tertidur lelap.
Rega kembali memandang Sanaya, "Tapi kamu kan belum boleh bergerak banyak. Nanti aja ya?" bujuk Rega.
Sanaya memasang wajah melas, "Mas ..."
Rega menghela nafas, "Biar aku panggil dokter Ayu dulu, kamu disini aja nggak usah deket inkubator. Aku mau nanya apa boleh anak kita dikeluarin dari situ,"
Sanaya tersenyum lebar, dia kemudian mengangguk antusias.
🌄
Untuk pertama kalinya, Sanaya bisa merasakan bagaimana rapuh dan halusnya kulit seorang bayi yang baru lahir, dan itu adalah anaknya.
Anak itu kini berada di pelukannya. Dia bisa merasakan detak jantung anaknya itu. Sanaya memandang sekelilingnya dengan wajah harunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Ficção AdolescenteSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...