Teruntuk pemilik kamar ini
Di atas selembar kertas ini aku menuliskan bagaimana perasaanku. Aku tidak tahu kenapa ingin sekali menulis ini dan berharap kamu membacanya.
Ada suatu hari ketika aku mencintaimu sepenuh hati, hari yang kita habiskan bersama, kamu adalah cinta pertama di setiap hariku...
Dan semuanya menjadi jelas, sesuatu tentang dirimu...
Aku menaruh harapan terlalu tinggiWaktu berjalan menelan semua rinduku
Akankah kamu terus melengkapi hari-hariku?
Aku yang mencoba menjauh dari bayanganmu, tapi aku tak bisaSatu hal yang aku ingin...
Bila memang perasaanku yang mengatakan bahwa kamu adalah milikku
Kembalilah...
Datanglah padaku seperti hari cerah
Layaknya sinar bulan ketika menyala
Rega...Dari
Aku yang merindu"Aku akan datang secepatnya, Sanaya..." lelaki itu melipat kembali kertas yang dia baca dan meletakkannya di atas meja.
🌄
Pagi ini Sanaya dikejutkan dengan kedatangan Alfan yang begitu berbeda seperti hari biasanya. Penampilan lelaki itu begitu berantakan.
"Apa yang terjadi, Mas?" tanya Sanaya kepada Alfan yang masih berdiri di depan pintu apartnya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun Alfan memeluknya erat. Sanaya terkejut akan hal itu, dia pun mencoba mendorong pelan dada Alfan tapi terhenti kala mendengar isakan Alfan.
"Sanaya... Mas melakukan kesalahan pada seorang wanita," Alfan mengucapkan itu dengan susah payah.
Sanaya menepuk pelan punggung lebar itu, "Kita bicara di dalam saja, Mas." Dan setelahnya Sanaya mengajak Alfan masuk dan mendudukkan Alfan di sofa ruang tamu. Secepat kilat Sanaya mengambil air minum lalu diberikannya kepada Alfan.
"Apa ada masalah, Mas?" tanya Sanaya setelah melihat Alfan mulai tenang.
Alfan memberi tatapan menyedihkan di depan Sanaya, lalu sebuah cerita pun mengalir dari mulut Alfan disertai air mata yang mengalir lagi.
Sanaya menutup mulutnya tak percaya, dia tidak tahu harus menanggapi apa.
"L-lalu bagaimana keadaan mbak Heppy?"
"Dia hanya diam pagi tadi saat aku mengantarnya pulang, saya takut melihat dia tak berbicara apapun." jelas Alfan.
Sanaya menghela nafas panjang, lalu tatapannya menatap intens Alfan, "Mas harus menikahi mbak Heppy. Itu jalan satu-satunya."
Alfan terbelalak, "Tapi saya hanya ingin menikah denganmu Sanaya..."
"Mas, maaf sebelumnya. Tapi aku harus mengatakan ini, aku tidak mencintai Mas, cintaku hanya untuk Rega bukan orang lain." Sanaya terpaksa berucap seperti itu dan memang dia harus.
Alfan terdiam, dia menatap Sanaya dengan tatapan terluka.
Sanaya yang melihat itu juga ikut diam, dia merasa bersalah saat melihat tatapan Alfan kepadanya.
"Mas... Mbak Heppy, dia yang lebih butuh Mas. Mas temui dia lagi dan berbicaralah dengannya. Aku yakin apa yang sedang Mas hadapi adalah sebuah cobaan menuju kebahagiaan Mas." ucap Sanaya sambil mengelus lengan kemeja Alfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...