Tiga puluh satu🍃

2.4K 304 45
                                    

Ada yang spesial di hari ini, Sanaya menatap kalender yang menunjukkan tanggal 31 Juli bertepatan dengan hari Jumat. Hari ini adalah hari ulang tahun suaminya, Rega. Dia ingin membuat kue ulang tahun untuk Rega.

Dia pun keluar kamar lalu melangkahkan kakinya ke dapur. Dia membuka laci, lalu memeriksa, apakah bahan untuk membuat kue masih ada atau tidak.

"Yahh tepungnya kok udah tinggal sedikit, ya?" Sanaya mendesah kecewa. Dia menutup kembali laci itu, lalu kemudian membuka kulkas untuk melihat telur yang tersedia.

"Lha tinggal satu? Wah kudu belanja nih," Sanaya pun bergegas ke kamar kembali untuk ganti baju.

Tak lama, Sanaya sudah berpakaian rapi untuk pergi ke supermarket. Tetapi sebelum itu, Sanaya menelpon Rega terlebih dahulu yang saat ini sedang kuliah.

"Assalamualaikum Mas,"

"Waalaikumsalam, kenapa Dek?" jawab Rega dari seberang sana.

"Aku mau minta ijin pergi ke supermarket boleh?"

"Nggak."

Sanaya agak terkejut, "Kenapa?"

"Pokoknya jangan. Biar aku aja yang beli nanti abis kuliah. Kamu itu diem aja di rumah, istirahat."

Sanaya mendesah kecewa, kalau dia menunggu Rega pulang pasti semua kejutan yang sudah dia rencanakan akan gagal.

"Beneran nggak boleh, Mas? Emang kamu tau apa aja yang abis di rumah? Lagian aku bisa jaga diri kok, Mas, jadi bolehin ya? Ya?" Sanaya masih mencoba membujuk Rega.

"Sekali nggak, nggak sayang. Udah dulu ya, dosennya udah masuk kelas,"

"Yahh, yaudah kalo gitu, Assalamualaikum,"

Setelah mendapat balasan salam dari Rega, Sanaya menutup telponnya. Dia duduk di tepi kasur sambil berpikir.

Kalau dia beli online, kurang memuaskan, tapi kalau membeli langsung, Rega melarang. Seketika Sanaya bingung, ingin dia meminta bantuan Revi, tapi takut merepotkan.

"Kalau pergi, Mas Rega juga nggak bakal tau, pergi aja deh kalo gitu." Akhirnya Sanaya memutuskan untuk pergi, meskipun ada keraguan di hatinya juga teringat Rega yang melarangnya.

🌄

Rega mendengarkan penjelasan dosennya dengan seksama, tangannya yang kanan sibuk mencatat apa yang dijelaskan oleh sang dosen.

Di kampus, memang Rega terkenal pintar dikalangan para dosen. Juga karena ketampanannya dia dikenali banyak mahasiswa/i, sayangnya Rega terlalu cuek untuk sekedar bertegur sapa.

Tetapi seketika Rega merasakan perasaan yang tak enak, perasaannya tak enak sama persis saat Sanaya terjebak di kebakaran sewaktu di pasar.

Rega jadi kepikiran dengan Sanaya, dia pun merogoh ponsel di sakunya. Diam-diam dia membuka roomchat nya dengan Sanaya.

Syg, lg dmn?

Rega semakin kepikiran kala melihat chatnya hanya centang satu, biasanya jam pagi seperti ini Sanaya selalu aktif.

Km d rmh kan?

Syg

"Ehm,"

Rega mendongak, dia terkejut kala melihat sang dosen ada di depan mejanya dan tengah menatapnya tak biasa.

"Apa kamu bosan dengan kelas saya, Arkharega?"

My Precious HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang