"MASS REGA!"
Rega yang sedang duduk di depan tv sambil mengemut permen milkita kaget mendengar Sanaya memanggilnya dengan kencang.
Rega bergegas menghampiri Sanaya yang ada di kamar.
"Kenapa dek?"
Sanaya menatap kesal ke arah Rega, "Mas tadi bersihin kamar mandi pake apa? Aku abis kepleset tauk!"
Rega mendekati Sanaya untuk mengecek keadaan Sanaya, "Aku pake rinso, karena tadi liatnya itu doang. Terus bagian mana yang sakit dek?" tanya Rega khawatir.
Sanaya membulatkan matanya, pantas saja tadi dia mau mencuci baju dan detergennya habis, ternyata dipakai Rega untuk membersihkan kamar mandi.
"Lain kali jangan bersihin kamar mandi lagi! Padahal ada pembersih lantai di laci." dengus Sanaya, dia kemudian duduk di tepi ranjang karena kakinya sedikit nyeri akibat kepleset tadi.
Rega menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia kan cuma ingin membantu istrinya bersih-bersih rumah, tapi tidak tau kalau ternyata akan membuat Sanaya marah. Rega lalu duduk di sebelah Sanaya. Tangannya terulur mengangkat kaki Sanaya, lalu memijitnya pelan.
"Maaf, pasti sakit banget ya? Tadi aku niatnya cuma bantuin kamu. Aku tau kamu kecapekan tiap hari ngurusin apart sama Raffa, makanya pas kamu tidur tadi aku bersihin kamar mandi biar kamu nggak perlu bersihin." jelas Rega.
Sanaya menatap Rega sambil mengulum senyum, semua rasa kesalnya tadi sudah menghilang entah kemana. Reganya kini berbeda dengan Rega yang dulu, kini dia jauh lebih manis, banyak bicara dan peka.
Ketika Rega menatap Sanaya, segera saja Sanaya memasang wajah kesalnya lagi.
"Jangan kesel lagi, ya? Nanti aku ajak ke pengajian di masjid sebelah."
"Tumben ngajakin ke pengajian, kenapa nggak ke mall aja, Mas?" Sanaya menaikkan alisnya heran.
Rega tersenyum, "Aku pengen jadi imam yang baik buat kamu, yang bisa bimbing kamu dengan bener. Daripada ke mall mending ke pengajian aja, dapat ilmu juga pahala lagi. Kamu mau nggak?"
Sanaya benar-benar terharu, tak sadar dia meneteskan air matanya lalu memeluk Rega erat.
"Hiks... Aku nggak tau mau bilang apa hiks hiks... Aku beruntung dapetin kamu, Mas." Sanaya menangis di pelukan Rega.
Rega membalas pelukan Sanaya erat, "Zaujati malah nangis, cup cup..." (Istriku)
Sanaya mengurai pelukannya, dia memukul pelan bahu Rega, "Kamu kok gaya banget pake bahasa Arab segala."
Rega tertawa, "Biar antimenstrim dong hahaha," dia mencubit hidung Sanaya pelan lalu mencium kening Sanaya.
Sanaya menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Rega, "Mas, kamu nggak kuliah?"
"Kuliah kok, tapi sekarang masi libur."
Sanaya menatap Rega tak percaya, "Serius? Jurusan apa?"
"Akuntansi." balas Rega singkat.
Sanaya manggut-manggut saja, "Di kampus ada cewek cantik nggak?"
"Ada banyak. Emang kenapa?"
"Ada yang suka kamu nggak?" tanya Sanaya lagi.
Rega mengendikkan bahunya, "Ada paling, tapi aku nya nggak suka."
Sanaya memukul bahu Rega lagi, "Serius ih! Awas aja kalo kamu main belakang, nanti ceweknya bakal aku hajar!"
Rega tertawa kencang, dia mencubit pipi Sanaya gemas lalu menciumnya berulang-ulang.
"Mana berani aku main belakang, kan udah ada kamu, Zaujati... "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...