Dear my precious husband, Rega ...Apakah kamu tahu? bahwa hadirmu dalam hidupku sungguh mengagumkan! Sebelum bertemu denganmu, aku selalu membayangkan bagaimana rasanya memiliki seseorang yang mencintai kita apa adanya. Tak memandang warna kulit, berat tubuh, ataupun kekayaan yang kumiliki.
Sempat aku berpikir, bagaimana kalau aku tak bisa mendapatkan cinta dari seseorang dengan kriteria yang kusebutkan tadi? Lalu tanpa sengaja kita dipertemukan lalu disatukan.
Awalnya aku membenci keadaan kita juga dirimu. Kukira kamupun membenciku, tetapi kamu malah berbaik hati dengan meluluhkan hatiku yang sekarang hanya kamulah tempatku berlabuh.
Satu-satunya laki-laki yang sekarang kumiliki ini sungguh luar biasa. Kamu bekerja keras untuk melaksanakan tugasmu sebagai suami juga ayah.
Kamu tahu apa yang paling berat dalam rumah tangga yang selalu menjadi pikiranku? Mempertahankan cinta dan menumbuhkan cinta. Aku terkadang takut cintamu akan memudar dimakan waktu. Aku terkadang takut kalau kamu berpaling ke perempuan diluar sana yang lebih dariku.
Lalu, kamupun membuktikan agar segala ketakutanku ini tak lagi menghantuiku. Aku selalu suka saat kamu mengecup keningku dengan memejamkan mata. Sebagai makhluk perasa yang paling kuat, aku merasakan ketulusanmu.
Terimakasih my precious husband ...
Melipat kertas yang baru saja dia baca, Rega tersenyum tipis. Dia tak pernah tahu kalau ternyata Sanaya sering menulis isi hatinya dalam sebuah kertas. Dan yang baru saja dibacanya adalah yang paling bagus diantara yang lain.
" My precious husband ... Aku sangat menyukai panggilan itu kalau kamu yang menyebutnya," gumam Rega.
Rega kemudian bangkit dari sofa dimana dia duduk lalu menaruh kertas itu di tempatnya kembali. Dia harus bersiap ke rumah sakit dimana anak dan istrinya berada.
Kondisi keduanya sudah kian membaik, berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih juga karena kuasa Allah.
Sebelum keluar dari apartemen, Rega mengirim pesan kepada Sakha bahwa dia akan ke rumah sakit.
Berita lahirnya anak Rega pun sudah diketahui oleh anak TBM juga Justice. Mereka pun sudah janjian, bila Sanaya sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit, mereka akan datang berkunjung ke apartemen.
🌄
R
ega yang sudah sampai di rumah sakit dan hendak membuka pintu kamar inap Sanaya harus terhenti kala mendengar seseorang memanggilnya.
"Raga," gumam Rega.
Rega memandang Raga juga seorang perempuan yang ada di sebelahnya.
"Apa istri lo di dalem?" tanya Raga.
Rega mengangguk saja sebagai balasan.
"Oh iya, kenalin, ini Rasya istri gue. Sayang, dia Rega, temen baru kenalan tiga hari yang lalu."
Rasya mengangguk sambil tersenyum, "Salam kenal Rega, ehm boleh aku ketemu istri kamu?"
"Boleh, ayo silahkan," Rega pun membuka pintu lalu mempersilahkan mereka masuk.
Sanaya yang baru saja selesai menyusui Saga menatap tiga orang yang datang ke kamarnya.
"Dek, ada yang mau ketemu kamu, mereka Raga dan Rasya." Rega mengecup kening Sanaya sekilas.
Rasya pun mendekati Sanaya, dia duduk di kursi yang tersedia.
"Senang bisa melihat kamu dan anak kamu sudah sehat kembali," Rasya tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Teen FictionSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...