" ... "
"Sanaya lagi mandi. Kenapa?" Rega mendengarkan dengan malas suara orang di seberang yang menelpon istrinya itu.
" ... "
"Hm. Kalo nggak sibuk gue sama dia jengukin lo."
" ... "
"Hm. Apa banget, gue nggak cemburu sama lo! Lo kan cuma dianggep abang doang, sedangkan gue tiga tingkat di atas lo, gue suaminya." Lama-lama Rega panas sendiri mendengar suara Arlos di seberang sana.
" ... "
"Gih balik kandang lo! Ganggu gue sama dia aja."
Rega mematikan sambungan telpon itu lalu meletakkan di sebelahnya. Dia memijit pelipisnya yang masih sedikit pusing. Ada banyak sekali yang mengganjal pikirannya, harusnya dia harus berangkat kuliah untuk ikut pertemuan bersama Pak Gus membahas soal seminar yang akan dia lakukan selama sepekan.
Rega bangkit dari tempat tidurnya lalu berdiri di depan kaca. Dia melihat penampilannya yang bertelanjang dada dan berbeda, dia terlihat lebih maskulin sekarang. Kulitnya yang dulu putih kini sudah sedikit berubah kecoklatan. Lengannya terangkat untuk memainkan otot lengannya, kerja serabutan membuat dia berubah.
"Ngaca terus!"
Rega menoleh, melihat Sanaya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian daster lalu rambutnya yang masih basah.
"Orang ganteng bebas." balas Rega yang membuat Sanaya berdecih.
Rega terkekeh, dia kemudian memeluk Sanaya dari belakang ketika Sanaya ada di dekatnya. Rega melihat pantulan dirinya dan Sanaya di kaca, tangannya terulur mengelus perut Sanaya.
"Berat nggak bawa nih bocil?"
Sanaya menggeleng, "Nggak kok, be aja. Kamu mau nyoba bawa?" Sanaya tertawa.
"Ngaco kamu! Mana bisa cowok hamil?" Rega menggelengkan kepalanya.
Sanaya menolehkan kepalanya, "Ada kok, kemarin malem pas Bunda kesini terus kita nonton film, suaminya yang hamil."
Rega memasang wajah datar, "Iyalah bisa. Film kamu omongin."
Sanaya cengengesan, dia kemudian menggesek-gesekkan hidungnya ke hidung Rega, "Aku bercanda sayang ..."
Rega tersenyum, "Sayang? Coba ulang."
Sanaya langsung menjauh, "Moh! Nggak ada pengulangan."
Rega mencebik, "Dih nggak romantis!"
"Mending mandi aja sana!"
Rega mendengus namun tak ayal menuruti kata-kata Sanaya yang menyuruhnya mandi. Dia kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi.
Sanaya sendiri memilih keluar kamar untuk ke dapur membuat jus untuknya juga Rega. Entah kenapa dia sekarang lebih suka minum jus yang banyak daripada makan nasi.
Ting Tong Ting Tong
Sanaya segera mengambil krudung seadanya lalu membukakan pintu untuk tamu yang belum diketahui siapa. Ketika Sanaya membuka pintu, ada lima cowok juga tiga cewek berpakaian ala anak kuliah berdiri di depan pintu.
"Cari siapa ya?" tanya Sanaya.
Salah satu cewek dari berbicara, "Ini bener apartnya Arkharega?" Cewek itu nampak menilai penampilan Sanaya.
"Iya benar. Kalian temannya?"
"Iya, kami temannya satu jurusan dan satu kelompok. Em lo pembantunya, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Husband
Ficção AdolescenteSpin-off dari MOH. Ketika sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan, memang begitulah siklus kehidupan. Hanya saja, kita tak tahu seberapa lama kita bersama orang yang kita temui sebelum perpisahan menjadi sebuah fakta bahwa semua tidak ada yang ke...