- Update 07-02-2020 -
#newstory
#dilarangplagiat
#janganlupavotedancommentHAPPY READING.......
🍁🍁🍁
Gue membuka mata perlahan dan menyamakan cahaya yang masuk ke dalam retina mata. Badan gue rasanya sakit semua, mungkin efek dari kemarin gue terjatuh dari motor milik Devandra. Memang salah gue juga, sih, buat apa juga kemarin gue ngebut buat muter-muter kompleks doang?
Gue mengabaikan pikiran gue barusan dan langsung beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan diri.
Tak butuh waktu lama, saat ini gue sudah berada di depan cermin sambil menyisir rambut gue.
Gue keluar dari kamar untuk menuju dapur dan mulai mencari bahan makanan yang bisa gue masak pagi ini.
Tetapi langkah gue terhenti saat gue melihat seseorang yang tertidur nyenyak di atas sofa ruang keluarga. Memang, batas antara dapur dan ruang keluarga hanyalah sebuah meja bar kecil, jadi gue bisa melihat siapa yang ada di ruang keluarga.
Orang ini benar-benar susah untuk diberitahu. Semalaman ia tidur di rumah gue, padahal sudah berapa kali gue bilang, kalau lebih baik dia balik saja ke pelatnas dan istirahat. Tetapi keras kepalanya tidak bisa di toleran. Cowok kayak dia, kalau bilang iya ya iya, kalau bilang tidak ya tidak.
Gue langsung mengambil satu gelas yang berisi air putih di dalamnya, gue berjalan ke arahnya dan langsung menyipratkan air itu ke depan wajahnya, agar dia bisa bangun.
"Bangun! Udah pagi!!" Seru gue dan terus menyipratkan air di depan wajahnya. Jika tidak diperlakukan seperti ini, maka cowok di depan gue ini bisa-bisa tidur selama belasan jam.
Melihat tidak ada pergerakan dari orang itu, gue meletakan kembali gelas tersebut di atas meja bar, kemudian mengambil panci dan juga spatula.
Tanpa berpikir panjang, gue langsung memukul kedua benda tersebut, membuat suara yang nyaring di rumah ini. Biar saja jika para tetangga mendengar suara ini, yang terpenting sekarang, ia bisa bangun dari pingsannya itu.
"BANGUN WOY BANGUN!!!" teriak gue sekali lagi.
Dan berhasil.
Orang di depan gue ini mulai membuka matanya dan bergumam tidak jelas. Maklum, baru saja bangun tidur.
Dia mengucek kedua matanya yang merah, kemudian menyipitkan matanya ke arah gue.
"Ganggu!" Decaknya singkat, lalu ia menyenderkan tubuhnya di sofa.
Mendengar pernyataannya, gue langsung berkacak pinggang, "lagian ngapain sih, maksa-maksa? Aku udah bilang kemarin, mending kakak balik ke pelatnas, malah nggak mau. Dasar, keras kepala!"
Ya, dia adalah Kak Kevin. Kemarin, gue sudah menyuruhnya untuk kembali ke pelatnas, tetapi ia bersikeras untuk tidur disini dengan alasan takut tidak ada yang menjaga gue disini.
"Masih pagi, yang.. udah ngomel-ngomel, ntar cepet tua loh!" Ujar Kak Kevin dengan mata terpejam.
"Biarin cepet tua, emang udah nasibnya!" Sahut gue.
Kak Kevin berdecak sebal, kemudian ia berdiri dari sofa, "aku mau mandi dulu biar seger. Habis itu aku mau ajak kamu jalan," ujar Kak Kevin.
Gue tidak menanggapinya dan pergi begitu saja untuk kembali ke dapur.
Omong-omong, soal masalah gue dan Kak Kevin soal apartemennya itu, beberapa hari lalu, gue sudah meminta petugas apartemen untuk memeriksa cctv yang ada di dalam apartemen Kak Kevin, mungkin masih di proses. Dan katanya, hari ini gue bisa datang kesana dan langsung melihat yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode - Kevin Sanjaya -
Fanfiction-Terkadang, kode itu dibutuhkan untuk memunculkan kepekaan kepada orang yang kita suka- ___ "Butuh berapa digit lagi sih, gue kode lo biar bisa peka?" - Kevin Sanjaya Sukamuljo "Emangnya, gue cewek ter-gak peka?" - Vallery Elyna Putri ___ (Belum rev...