tiga puluh lima

3.8K 281 27
                                    

- Update 12-03-2020 -

#newstory
#dilarangplagiat
#janganlupavotedancomment

Udah lama ga ketemu sama kalian semuaa😭😭 kangennnn😢 ada yang kangen?? Wkwk😂

HAPPY READING.....

••••

- Hanya karena ketidakpercayaan, maka sebuah hubungan akan bisa menjadi korban -

•••

Author pov

Kembali ke aktivitas Pelatnas PBSI seperti biasanya. Semuanya sudah disibukkan dengan kegiatannya masing-masing, apa lagi jika tidak berlatih memukul bulu angsa?

Si pemeran utama pun juga begitu, Valle sedang berlatih bersama Gregoria saat ini. Sampai ia melupakan satu hal.

Valle belum sama sekali melihat keberadaan Kevin di Gor PBSI ini.

Latihan sesi siang telah usai, sekarang ia sedang beristirahat di pinggir lapangan sambil mengelap keringatnya yang bercucuran.

Valle menghela napas, pandangannya beralih melihat ke arah Koh Sinyo yang baru saja lewat.

"Koh!!" Teriak Valle kencang, karena memang, jika ia tidak berteriak kencang, suaranya akan kalah dengan suara pukulan shuttlecock dan decitan sepatu.

Koh Sinyo menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Valle, "iya, Valle? Apaan?" Tanya Koh Sinyo.

"Anu Koh, gue mau tanya, lo liat Kak Kevin nggak, seharian ini?" Tanya Valle to the point.

"Kevin? Liat kok, kan tadi latihan sama gue. Tapi 15 menit lalu, dia izin mau keluar gitu. Nggak tau juga, kemana izinnya."

"Oh gitu. Yaudah Koh, makasih yaa, hehe." Valle menunjukkan deretan giginya.

••••


"Ck, kemanasih?!" Kesal Valle, ia membanting handphonenya sendiri ke atas kasur, untungnya di atas kasur.

Kenapa ia marah? Jelas marah, sudah jam segini, Kevin masih belum ada kabar sama sekali. Bahkan mengirim pesan lewat whatsapp saja tidak.

Untung saja Gregoria sedang keluar bersama Mikha, coba kalau tidak? Bisa-bisa sekarang, Gregoria menanyakan banyak hal pada Valle.

Ting!

Sebuah pesan singkat masuk di handphone Valle, membuat sang pemilik hp, mengambil dan melihat siapa yang mengirim pesan.

Devandra : [send pictures]
Devandra : see? Kelakuan pacar lo, waktu lo ga ada disampingnya.

Mata Valle terbelalak sempurna, ada rasa sedikit emosi di dalam hatinya.

Vallery : bgst!! Gila lo!
Vallery : klo lo mau fitnah kak kevin, Ga gini caranya!!

Devandra : gw udh ngira sih, kalo lo ga bakal percaya
Devandra : tapi kali ini gw bener, Kevin lagi jalan, gandengan tangan sama Keira.

Lagi-lagi, Valle membanting handphonenya, air matanya sudah di pelupuk mata. Ia masih belum tau, mana yang benar dan mana yang salah. Itu hanya sebuah gambar, Valle akan menanyakan langsung pada orangnya nanti.

"Kurang ajar!" Umpat Valle.

••••

Mata merah, bibir pucat, serta rambut acak-acakan. Itulah keadaan Valle pagi ini. Ia tidak bisa tidur semalaman, hanya bersembunyi dibalik selimutnya sambil menangis tanpa suara. Ia memang masih tidak percaya, tetapi gambar yang dikirim Devandra kemarin terlihat sangat nyata.

"Pe, bangun, Pe.. udah pagi, sekarang ada latihan pagi." Gregoria menepuk pelan punggung Valle.

"Lo duluan aja, Ji. Gue nyusul." Jawab Valle dengan suara yang pelan.

Gregoria menghela napas pelan, "hmm yaudah. Kalau lo gak enak badan, gak usah latihan dulu ya." Ujar Gregoria sebelum ia keluar dari kamar.

15 menit Valle menenangkan pikiran dan hatinya. Sekarang, ia sedang bersiap untuk pergi latihan.

Sampai di lapangan tempatnya berlatih, Valle sama sekali tidak melepaskan pandangannya pada lapangan sektor ganda putra. Lebih tepatnya pada Kevin. Rasa penasarannya semakin besar, banyak pertanyaan yang ingin ia sampaikan pada Kevin.

Valle meletakan tas raketnya di kursi panjang, mengeluarkan handuk kecil dan beberapa raket miliknya.

"Valle,"

Suara berat dari belakang Valle, memaksa gadis itu untuk membalikan badan.

"Kangen." Ucap Kevin, ternyata yang memanggil Valle barusan adalah dirinya.

"Kak, gue mau tanya sama lo." Ujar Valle ketus.

"Gue? Aku maksudnya?"

Valle mengabaikan pertanyaan Kevin barusan.

"Kemarin kemana aja? Jalan sama Keira?"

Kevin terkejut, sangat terkejut. Ucapan Valle barusan berhasil membuat Kevin mematung dan kebingungan.

"Kamu kenapa?" Tanya Kevin.

"Kak, kalau lo udah bosen sama gue, gak gini caranya." Valle terduduk di kursi panjang, mood nya kembali jelek.

"Kamu kenapa, sih? Aku bingung."

Hampir saja air mata Valle keluar lagi, namun sekuat tenaga, ia menahannya.

"Kemarin lo jalan, kan, sama Keira? Kalian ke mall berdua, pegangan tangan, seakan kalian pacaran. Padahal gue disini, khawatir sama lo."

"Valle.. aku bisa jelasin. Dengerin aku ya, please.."

"Jadi bener?" Valle menatap Kevin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya," belum sempat Kevin melanjutkan kata-katanya, Valle sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Oke, gue ngalah. Kalau emang lo lebih seneng sama Keira, gue nggak apa-apa kok, kak. Asal, jangan sakitin hati dia, cukup gue yang sakit hati."

"Nggak, Valle. Kamu ngomong apasih?"

"Stop bilang kamu-aku ke gue!!" Valle menghapus air matanya yang terpaksa turun dengan kasar.

"Mulai sekarang, lo jadi temen gue, bukan pacar. Just friend, kak."

Valle beranjak dari duduknya, dan berjalan meninggalkan Kevin yang masih mematung menatap ke arah Valle.

Jadi, mereka putus? Gitu aja?

- TBC -

Yuhuuu udah lamaa bangettt ga update😭😭 aku kangen banget sama ff ini wkwk😂😂

Btw maafin yaa, kalau alurnya makin gajelasss:"(

Maaf juga ini part pendekk😥😥 masih belum muncul idenya:(

Semoga kalian masih enjoyyy😄

Thank youu👋

Salam manis,
Cha yang baru selesai hibernasi💖😂

Kode - Kevin Sanjaya - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang