tiga puluh sembilan

4.3K 341 60
                                    

- update 10-04-2020 -

Happy reading.....

••••

Author pov

4 tahun kemudian

Suara pukulan shuttlecock dan decitan sepatu serta suara teriakan-teriakan yang penuh semangat terdengar di Gor Pelatnas PBSI, Cipayung siang ini.

Keringat bercucuran muncul dari dahi mereka yang terus berlari kesana kemari untuk menangkap bola kecil dari bulu angsa tersebut.

Termasuk Kevin yang tengah berlatih bersama The Daddies, tatapan matanya terus fokus mengejar shuttlecock. Sesekali ia juga berteriak penuh semangat saat melakukan jump smash.

"Vin vin vin!!" Teriak Koh Sinyo yang berada di depan net sedangkan Kevin di belakang dan siap untuk melakukan jump smash.

"AAAA!!" Teriak Kevin semangat dan melakukan smash kencang.

"Out!!" Pekik Koh Hendra saat melihat bolanya yang keluar jauh dari batas garis.

"Koh, bah, istirahat dulu ya." Ucap Kevin dengan napas yang tersengal dan keringat yang telah bercucuran.

Ia berjalan ke pinggir lapangan untuk mengambil handuk putih kecil yang berada di tas raketnya.

Setelah mengelap keringatnya dan menghabiskan air mineralnya. Kevin terduduk di kursi panjang, ia mulai membuka handphonenya dan mulai men-scroll chat-chat terakhirnya dengan Valle. Setelah beberapa yang tahun Kevin menyusul Valle ke Singapur, ia menjadi sering menukar kabar dengan Valle.

Dan soal konflik? Lupakan. Masalah tersebut sudah selesai bagi Kevin dan Valle. Keira telah pulang ke Banyuwangi, dan Devandra? Dia memang ke Singapura waktu itu, sempat ke rumah orang tua Valle juga. Namun, dengan amarah yang masih membara pada saat itu, Valle mengusir dan memaki Devandra.

Sejak saat itu, cowok tersebut tidak pernah memperlihatkan dirinya lagi. Semoga sampai selamanya.

Kevin masih setia menunggu Valle. Kurang lebih 4 tahun telah berlalu. Seharusnya cewek itu telah kembali ke Indonesia.

"Vin," Fajar tiba-tiba datang dan memanggil nama Kevin membuat cowok itu mematikan handphonenya.

"Apaan?" Sahut Kevin.

"Disuruh Mba Ella ke ruang medis. Katanya sih, mau ada vaksin." Ucap Fajar.

Kevin menghela nafas, "kan kemarin udah. Lo halu kali, Jar."

"Dih," Fajar begidik. "Halu halu! Gue kagak halu! Mba Ela sendiri yang bilang. Kalo gak percaya, kesana aja."

"Ayo, sama lo lah! Lo juga di vaksin kan?"

"Leh, gue udah selesai barusan. Tinggal lo doang."

Kevin mengedarkan pandangannya selama beberapa detik, lalu menoleh ke arah Fajar lagi. "Yang lain?" Tanya Kevin.

"Udah, Pin! Tinggal lo seorang."

Kevin berdecak, "ck, malesin banget!"

Setelah itu dia beranjak dari kursi panjang dan mengarah ke ruang medis dengan malas. Padahal ia merasa kemarin sudah di vaksin. Kenapa harus di vaksin lagi? Sebanyak apa memang, vaksinnya?

Kode - Kevin Sanjaya - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang