tiga puluh delapan

4K 307 56
                                    

- update 02-04-2020 -

Happy reading.....

••••

Author pov

Kata orang, waktu dan jarak itu bisa menghapus kenangan lama yang dulunya singgah.

Tapi, menurutku itu hanya omongan belaka. Meskipun waktu sudah berjalan, tetapi kenangan itu masih ada, bahkan rasa sayang itupun masih ada. Rasa berharap yang sangat besarpun, semakin hari semakin bertambah.

Aku ini kenapa? Memang aku tahu, dia hanyalah kenangan masa lalu, tetapi kenapa aku tidak bisa melupakan? Dan, harapan itu, harapan jika dia akan datang kemari dan menjelaskan semuanya? Tidak mungkin.

Dasar aku! Haluku terlalu kelewatan, sehingga mengharapkan yang jelas-jelas tidak akan terjadi. Mungkin saja, saat ini dia sudah menemukan penggantiku yang lebih baik lagi.

Biarlah. Memang, mencintai itu harus butuh pengorbanan. Dan sekarang aku mengalaminya. Aku juga sudah merasakan, jika cinta sejatinya tidak harus memiliki.

Love, Vallery.

Cewek itu menutup buku diary berwarna birunya. Selama ini, ia terus menumpahkan semua yang dirasakannya ke buku tersebut. Semua rasa sakit, kenangan masa lalu, dan rasa rindu itu, semua ada di dalam buku tersebut.

Dia menghela napasnya pelan. Hidup di negara orang selama kurang lebih sudah enam bulan ini, bukanlah hal yang mudah untuk Valle. Dia harus bisa beradaptasi lagi.

"Do you want hot chocolate?" Seorang cowok berpostur tinggi dengan wajah yang tampan, menyodorkan sebuah minuman coklat panas kepada Valle.

Cewek itu sedikit mendongak untuk melihat cowok tersebut. Kemudian, ia mengulas senyum. "Thank you, Alex." Ujarnya sembari menerima coklat panas tersebut.

Kemudian cowok itu duduk di hadapan Valle. "What are you writing in that book?" Tanyanya sembari menunjuk buku diary biru milik Valle.

"This? This is nothing." Jawab Valle yang kemudian memasukan buku diarynya kedalam tasnya.

Mereka berdua, Valle dan Alex saat ini tengah berada di sebuah cafetaria yang tak jauh dari kampusnya. Jika kalian bertanya siapa itu Alex? Dia teman baru Valle selama disini. Mereka berdua kenal karena mereka satu jurusan yang sama.

"Valle, I want to talk to you about something." Ucap Alex tiba-tiba. Valle hanya mengangkat kedua alisnya untuk mengisyaratkan 'bicara apa?'

"Emmm, Valle.. I like you."

Mata Valle terbelalak sempurna. Ia terkejut dengan kata-kata Alex barusan. Valle bahkan tidak menyangka, jika Alex menyukai dirinya. Untuk menutupi rasa terkejutnya itu, Valle terkekeh.

"Hahaha, what are you talking about, Alex? I already think of you as my own brother." Ucap Valle. Ya, dia selama enam bulan kenal dengan Alex, hanya menganggapnya seperti saudaranya sendiri, dan tidak lebih. Karena, Valle masih menyimpan harapan dan rasa sayang itu.

Terlihat jelas dari wajah Alex yang sedikit kecewa. "Oh.. okay, no problem."

"Sorry Alex.."

"Hahaha, it's okay, Valle."

Valle mengangguk, kemudian ia melihat jam tangannya sendiri. "Oh Lex, let's go back to campus. The lecturer will come in fifteen minutes." Ia membereskan buku-bukunya dan laptopnya, setelah itu beranjak dari duduknya.

Kode - Kevin Sanjaya - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang