tiga puluh empat

3.9K 281 37
                                    

- Update 09-02-2020 -

#newstory
#dilarangplagiat
#janganlupavotedancomment

HAPPY READING......

🍁🍁🍁

Rasa pusing mulai menyelimuti kepala gue saat gue baru saja terbangun. Dan saat ini gue cukup terkejut karena gue sudah berada di dalam kamar gue. Entah siapa yang membawa gue dan menolong gue dari orang misterius tadi.

Jika dipikir-pikir, selama ini gue juga tidak pernah mempunyai musuh siapapun itu, tetapi kenapa, orang misterius tadi memukul bahu gue hingga membuat gue pingsan? Dan kenapa juga, orang itu tidak mengizinkan gue untuk melihat rekaman cctv di apartemen Kak Kevin?

"Lo udah sadar?"

Sedikit terkejut dengan seseorang di hadapan gue saat ini. Devandra berdiri di depan gue, ia membawa segelas air putih di tangan kanannya. Gue tidak tahu kapan orang ini datang dan buat apa datang kemari. Yang gue pikirkan sampai sekarang hanya satu hal, siapa orang misterius itu?

"Ngapain kesini?" Gue bertanya balik kepadanya.

Cowok di hadapan gue ini mengerutkan dahinya, "ngapain? Nolongin lo lah mbak!" Ujarnya sedikit ngegas diakhir kata-katanya.

Gue berdecak kesal, "nggak usah ngegas kan bisa! Btw, lo tau nggak, orang yang mukul gue sampai gue pingsan tadi?"

"Nggak tahu. Gue tahu-tahunya, lo udah pingsan aja di depan rumah. Lagian, suka banget sih banyak-banyakin musuh."

Gue melototkan mata ke arah Devandra, enak saja dia bilang gue banyak-banyakin musuh.

"Gue gak punya musuh, bambank!!"

"Nama gue Devandra!"

"Bodo amat!"

Ingin rasanya gue bangun dari tempat tidur, tetapi bahu gue tidak bisa diajak bekerja sama. Pukulan orang misterius tadi sangat keras, membuat gue benar-benar merasa kesakitan.

"Mau bangun gak, lo?" Tawar Devandra.

Gue menatapnya selama beberapa detik, "senderin aja." Jawab gue.

Devandra membantu gue untuk berseder di kepala kasur, ia meletakan bantal di belakang kepala gue.

"Valle," panggilnya.

"Hm?" Sahut gue.

"Gue mau tanya sama lo."

"Soal apa?"

"Lo sebenernya tadi mau pergi kemana sih? Sampai ada orang yang mukul lo kayak tadi."

"Dev, lo udah tau juga kan, kalau gue mau lihat rekaman cctv di apartemen Kak Kevin. Tapi tiba-tiba orang misterius itu langsung mukul bahu gue, gue juga gak tahu salah gue apa sama tuh orang."

"Lagian lo juga keras kepala, Valle. Kalau lo percaya sama Kevin, harusnya lo gak perlu buktiin lagi pakai rekaman cctv kan?"

"Justru itu Dev, gue mau meyakinkan lagi, kalau Kak Kevin itu gak bersalah soal kejadian itu,"

"Valle, rekaman cctv itu menurut gue gak begitu penting, buang-buang waktu! Lo juga, sesayang itu lo sama Kevin?"

Gue menatap Devandra sinis, jika orang di hadapan gue ini bukan sahabat gue dari kecil, maka gue akan mencakarnya habis-habisan. Setelah gue amati, semenjak gue menceritakan jika gue dekat dengan Kak Kevin, sikap Devandra berubah lebih aneh dari sebelumnya, dia terlihat tidak suka melihat kedekatan gue dengan Kak Kevin.

Kode - Kevin Sanjaya - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang