tiga puluh enam

3.6K 307 64
                                    

- Update 25-03-2020 -

#newstory
#dilarangplagiat
#janganlupavotedancomment


HAPPY READING.......

Jangan kaget baca part ini dan bertanya alur ya teman:")

••••

Sakit hati? Gue belum pernah merasakannya sebelumnya. Ya, baru pertama kali gue merasakan sakit hati. Sakit sih iya, tapi sudah terjadi juga. Mau gimana lagi? Sekarang, gue dan Kak Kevin sudah tidak ada hubungan apa-apa. Pacaran? No! Kita sudah putus. Gue nggak mau sakit hati lagi.

Sudah 7 hari, gue dan Kak Kevin tidak bertemu. Dia selalu berusaha untuk menghubungi gue, ke kamar asrama, tapi gue selalu berusaha untuk menjauh. Jelas, dia sudah punya Keira. Masa iya gue mau jadi orang ketiga? Oh tidak bisa!

Hari ini, adalah hari yang berat menurut gue. Kenapa berat? Karena gue memutuskan untuk mengundurkan diri dari Pelatnas.

Sedih sih, tapi gue tidak mau berlama-lama disini. Terus bulutangkis gimana? Prestasi lo, gimana, Valle? Semua impian lo gimana?

Berat emang. Tapi keputusan gue sudah bulat. Kemarin, gue sudah bilang juga, koordinasi sama mama, papa, dan koh Arfian. Gue memutuskan untuk pindah ke Singapura dan kuliah kedokteran disana.

"Pe, sumpah, lo yakin mau ninggalin kita semua?" Jorji yang duduk di sebelah gue, sudah nangis kejer. Gue pun nggak bisa menahan air mata gue untuk keluar.

Gue menghembuskan napas kasar, "berat Ji, tapi mau gimana lagi? Mungkin ini udah jalan Tuhan." Jawab gue lesu.

"Ya gak bisa gitu dong! Ini bukan jalan Tuhan, ini pilihan lo, Pe! Masih ada waktu, coba pikirin lagi. Kak Kevin gimana, kalo lo pergi dari sini?!"

Gue sedikit menghapus air mata yang keluar begitu saja, "kenapa Kak Kevin? Dia gak bakalan bermasalah kalo gue gak ada disini."

"Bego! Dia itu sahabat lo, lo sahabatnya. Dan kalian saling suka! Masih mau ninggalin Kak Kevin?"

Jorji nggak ngerti, memang dia belum tahu hubungan gue dan Kak Kevin saat kita berdua masih berstatus pacaran. Tapi kali ini nggak kan? Kenapa harus bertahan di tempat yang menyimpan banyak luka dan kenangan?

"Keputusan gue udah bulat. Surat ini, bakal gue kasih ke Ci Susi. Gue juga udah koordinasi sama staff PBSI, dan besok, gue langsung terbang ke Singapura. Gak mau ucapin apa-apa ke gue?"

Gue menatap Jorji dengan mata yang berkaca-kaca, ia langsung memeluk gue dengan erat. Dan saat itu juga, gue mengeluarkan semua air mata yang sedari tadi ingin keluar.

"Lo gak mau temenan sama gue lagi? Kenapa harus pergi? Lo ninggalin gue, Pe."

"Kata siapa gue ninggalin lo? Kata siapa gue ninggalin kalian? Gue ke Singapura, buat kuliah kedokteran, ntar habis 4 tahun, gue bakal balik ke Indonesia dan kerja di Jakarta. Gue bakal sering-sering ke Pelatnas buat jengukin temen-temen gue. Ya?"

"Kampret! 4 tahun itu lama, bego!"

"Jangan dirasain waktunya, pasti cepet kok. Tenang aja."

Gue melepas pelukan Jorji dan menghapus air matanya, "jangan nangis ih! Malu ntar sama Mikha, wkwk. Gue cuma pergi sebentar, ga sampe mati kok. Hahaha." Gue mencoba untuk mencairkan suasana, biar gak sedih-sedih terus.

"Gue bakal kangen banget sama lo, Pe. Temen sekamar gue yang paling bobrok!"

Gue tertawa dan mengusap kepala Jorji, "hahaha, gue juga bakal kangen parah sama lo, sama yang lain. Lo temen sekamar gue yang paling gila!! Hahaha."

Kode - Kevin Sanjaya - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang