5. Pertemuan pertama

2K 197 0
                                    

5. Pertemuan pertama

"Cindy aja noh kak," ujar (namakamu) yang enggan mengantarkan vanessa ke lokasi syuting hari pertama.

"Cindy lagi makan by. Udah ayo ah, nggak usah lama. Nanti telat."

Dengan perasaan dongkol (namakamu) mengambil kunci mobilnya. Tanpa membawa dompet, ponsel, serta berpakaian yang sewajarnya ia keluar kamar. Bahkan saat ini (namakamu) hanya memakai celana pendek diatas lutuh serta baju hitam yang terlihat sebesaran. Tangannya mengambil topi putih yang berada dilemari kaca ruang tengah.

"Tanggal merah juga. Niatnya mau santai-santai malah suruh nganterin kelokasi syuting." Gerutunya yang masih bisa didengar oleh orang rumah.

"Cuma nganterin sebentar adek. Kasian kakaknya kalo nunggu taxi online. Mang dodi kan lagi pulang kampung," ujar mama (namakamu) yang baru saja keluar dari dapur

Mang dodi adalah supir keluarganya. Sudah sekitar 7 tahun ia berkerja disini. Namun karna istrinya yang hendak melahirkan, mengharuskan ia meminta cuti untuk pulang kampung.

(Namakamu) mendudukan dirinya dibangku teras sambil menunggu vanessa yang berpamitan dengan sang mama. "Ayo kak! Lama banget!" Teriaknya

"Iya ayo. Baperan banget sih jadi orang." Ledek vanessa sambil terkikik geli

Setelah memasuki mobil, (namakamu) menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Rasa dongkol masih mendominasi keadaannya. "Eh dek,"

"Hm."

"Kamu tau nggak siapa yang jadi lawan main gue,"

"Nggak tau dan nggak mau tau."

"Yakin?"

"Yakinlah."

Vanessa mengangguk mengerti. Nanti juga (namakamu) akan meminta tolong kepadanya. Liat saja.

Setelah menempuh waktu 25 menit akhirnya mereka sampai. (Namakamu) dan vanessa menuruni mobil dam masuk ke area tempat syuting. (Namakamu) merasa biasa-biasa saja akan keramaiam yang berada dilingkungannya, karna sebelumnya ia sudah pernah mengantar kakaknya syuting namun difilm sebelumnya.

Merasa diperhatikan (namakamu) langsung menoleh ke samping pojok. Dimana matanya seketika membelalak sambil terbungkam.

"Demi apa demi apa demi apa! Itu aldi sama bang kiki CJR?!"

"Kenapa lo by?"  Tanya vanessa melihat (namakamu) diam ditempat

"K-kak i-itu s-siapa?"

Vanessa mengarahkan pandangannya mengikuti (namakamu). "Itu aldi sama kiki. Kenapa emang?"

"Kakak syuting bareng sama mereka?!"

Vanessa menggeleng. "Setau gue sih mereka nggak ikut main. Gue juga nggak tau ngapain mereka kesini,"

(Namakamu) menepuk-nepuk bahu vanessa. "Kak pokoknya gue mau minta foto sama mereka! Please bantuin gue kak."

"Duhhh gue buru-buru mau take. Ntar aja ya? Lo tungguin gue." Vanessa langsung ngacir masuk kedalam meninggalkan (namakamu) yang mendesah kecewa

"Bodo amat dah. Berani nggak berani harus berani. Malu nggak malu harus malu! Demi reputasi dunia halu gue!" Gumamnya

Dengan sangat amat amat amat gugup (namakamu) menghampiri aldi dan kiki. Tangan dan badannya gemetar seperti orang kedinginan. "H-halo,"

Aldi dan kiki sontak menoleh. Mereka sama-sama menyerinyit. "Siapa lo?" Jawab aldi sengit

"(Namakamu). N-nama aku (namakamu). Aku ngefans banget sama kalian, aku mau minta foto bareng."

Aldi menyorot (namakamu) dengan sengit. "Lo bisa liat-liat nggak kalo mau foto. Fans kita banyak dan mereka ngertiin gue sama bang kiki. Lah elo? Lancang banget tau nggak sampe masuk ke lokasi syuting."

"Di, lo apa-apaan sih. Nggak papa kali. Dia cuma mau minta fotbar." Kiki angkat bicara

"Bukannya apa-apa bang, gue nggak suka aja sama fans yang nggak bisa ngasih kita ruang."

"Yaudah lah, satu orang ini. Nggak bakal bikin kewalahan,"

"Nggak ah, gue nggak. Lo aja sono," tolak aldi kasar

"Bang ki hp gue mana ya?" Tanya seseorang yang baru saja keluar. Dirambutnya ada penjepit rambut. Serta wajahnya yang terlihat sekali sedang make up.

Kiki mengangguk. Ia mengambil hp ditas kecilnya. "Nih baal, lo lagi make up?"

Iqbaal menerima ponselnya kembali. "Iya nih. Gue lagi make up. Eh pas gue mau buka hp malah nggak ada. Btw thank's ya bang,"

Tatapan iqbaal beralih pada muka kusut aldi. Alis iqbaal naik satu. Kenapa lagi dengan sobatnya yang satu itu?. "Kenapa lo di?"

"Kesel sama fans sendiri noh. Gue mah kasian liatnya," bukan aldi yang menjawab melainkan kiki

Iqbaal menyorot gadis yang menunduk sambil memainkan kakinya. Terlihat mungil dimata iqbaal. Entah karna rasa iba atau apapun iqbaal menarik tangan (namakamu) dan beranjak pergi "Ayo ikut gue,"

*******

"Kamu terlalu sempurna untuk aku yang biasa saja."

16-Februari-2020
Dari sang pengagum senja







IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang