34. Ada apa dengan Devano?

840 104 7
                                    

Gadis itu berdiri menyandar pada gerbang sekolah. Baru saja ia sampai namun ada sesuatu yang membuat (namakamu) heran sekaligus senang. Bagaimana bisa pemandangan itu terjadi pagi ini? Apakah mereka sudah saling berteman? Tidak menganggap satu sama lain musuh lagi? Cukup mengagetkan memang.

Tangannya terulur membuka permen karet lalu memasukannya kedalam mulut. Mata teduh (namakamu) menajam ketika Devano bertos ala pria dengan Nichol. Mulut (namakamu) mendesis, apakah mereka benar-benar Devano dan Nichol? Tapi kok rasanya aneh.

"Liat apa lo?" Tanya Salsa memukul pelan bahu (namakamu) membuat sang empunya sedikit tersentak.

"Enggak," balasnya masih sulit untuk menjelaskan. "Sal,"

"Hm,"

"Lo gak minus kan? Mata lo masih sehat walafiat kan? Gak ada gejala rabut, silinder, apalagi picek kan?" Tanya (namakamu) beruntun.

Salsa mendengkus, pernyataan (namakamu) sedikit menyinggung. "Lo nanya apa sumpahin gue sih? Ngomongnya lancar banget kayak gak punya laklakan!"

(Namakamu) mencibir. "Ck, baperan amat. Bukan temen gue lagi lo kalo baperan begitu,"

"Yaudah yaudah! Kenapa emang? Tumben lo nanya begituan sama gue? Mata lo katarak?" Tanya Salsa polos.

Salsa menatap tempat duduk dekat lapangan ketika (namakamu) mengarahkan telunjuk tangannya. Mulut gadis itu langsung membuka lebar. Sesekali ia mengucek matanya takut takut yang ditanyakan (namakamu) tentang matanya itu nyata. "Gila! Itu beneran cowok gue sama kutu kupret?!"

Tak!

Salsa mengaduh kala (namakamu) menjitak kepalanya. "Yang lo sebut kutu kupret itu sahabat gue!"

"Dih? Devano juga sahabat gue kali!" Balas Salsa tak terima.

"Ya, terserah lo dah. Tapi....itu beneran mereka baikan begitu?  Kenapa bisa ya?" Tanya (namakamu) menggaruk tengkuk kepalanya.

Salsa menghembuskan napas berat. "Baikan salah, musuhan salah, orang kayak lo itu pantesnya tinggal di planet lain biar gak ada yang dikomentarin! Yakali lo mau ngomentarin alien!"

Salsa melangkah meninggalkan (namakamu) yang masih berkecak pinggang menatap punggungnya.

*****

"Nih,"

(Namakamu) mengangguk lalu menerima milkshake pemberian dari Devano. Cowok bertubuh jangkung itu duduk disamping (namakamu) mengamati salsa dan Nichol yang sedang mengisi waktu istirahatnya dengan bermain basket. Sesekali Nichol membiarkan Salsa memasukan bola besar itu ke ring agar ceria.

Sedangkan (namakamu) menoleh, menatap wajah Devano yang penuh dengan keringat akibat melawan Nichol bermain bakset sebelum salsa dan (namakamu) datang. Pada dasarnya Devano pria yang bisa dibilang paket komplit. Alis tebal, hidung mancung, bibir tipis, serta sifatnya yang ramah tamah kepada orang terdekat. (Namakamu) mengakui itu.

Sadar ada yang memperhatikannya, Devano ikut menoleh sembari menjulurkan lidah kepada gadis disampingnya. "Wle!"

"Ish! Apaan sih lo?! Gaje banget!" Seru (namakamu) meroalingkan matanya.

"Lagian lo ngapain dah ngeliatin gue sampe segitunya? Gue tau gue ganteng. Udah ganteng, baik, rajin menabung pula," ujar Devano membanggakan diri.

"Dih? Halu!" Seloroh (namakamu).

"Kok halu? Perlu gue buktiin kalo gue ganteng? Gue bikin lo suka sama gue dalam waktu seminggu juga bisa," alibi Devano. Pada kehidupan nyata Devano tidak bisa membuktikan kata-katanya barusan.

IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang