22. Selamat Berjuang!
Selepas menjadi korban kejailan nichol, salsa sedikit merajuk pada pria itu. Bukan apa-apa, salsa sudah sangat merasa malu beberapa menit lalu namun dengan santainya nichol tertawa terbahak-bahak menertawai dirinya. Oh sial!
Saat ini keduanya sedang berapa ditoko es krim yang terletak tak jauh dari perumahan nichol. Mereka memilih menikmati es krim tersebut di outdoor toko tersebut. Salsa rasa vanila+stowbery dan coklat+mint untuk nichol.
"Kak, aku mau tau keluarga kakak lebih dalam boleh?" Ucap salsa disela-sela makannya
Nichol terdiam sejenak, entah apa-apa yang sedang dipetimbangkan oleh pria tersebut. Melihat tak ada respon salsa meringis menyesali ucapannya. "Kalo nggak boleh nggak papa kok. Maaf ya kak, aku lancang."
Nichol menaruh mangkuk eskrimnya diatas meja. Matanya menerawang langit yang sudah sedikit berwarna orange. "Gue dilahirin dikeluarga yang serba berkecukupan, itu menurut keluarga besar gue. Tapi itu cuma ironi semata. Menurut gue, gue hidup dikeluarga yang serba kekurangan. Kurang perhatian, kasih sayang, dan kehangatan. Mama papa sibuk kerja, ngejar bisnis sana-sini, berangkat pagi pulang tengah malem. Gue nggak butuh semua itu, gue nggak butuh materi. Tapi prinsip mama papa gue beda, mereka nganggep uang adalah segalanya.
Disitulah gue mulai merubah diri gue. Gue mulai melakukan hal-hal yang mungkin kurang baik. Dan pada akhirnya gue nyaman dalam zona ini. Lagipula nggak ada yang ngelarang gue buat melakukan sesuatu yang negatif, 'kan?" Sambungnya
Salsa merasa miris dengan keadaan keluarga nichol. Tak disangga pria itu mempunyai kehidupan yang sangat sunyi. "Kalo aku larang kak nichol, apa kakak mau dengerin ucapan aku?"
Nichol tersenyum tipis, "jangan tergugah setelah dengerin cerita gue. Lo nggak perlu repot-repot urusin hidup gue yang entah mau dibawa kemana."
"Tapi aku mau. Aku mau masuk dihidup kak nichol lebih jauh. Aku tau aku cuma orang yang baru kenal kakak kemarin-kemarin. Tapi, setelah kakak ceritain semua ini ke aku, aku jadi yakin kalo kak nichol butuh temen." Serkas salsa lantang
"Jangan anggep gue sekasian itu. Jangan anggep gue orang baik. Lo belum tau gue aslinya gimana,"
Salsa tertegun,"maka dari itu, aku mau masuk dihidup kakak. Aku mau tau sifat asli kakak."
"Sal, sekali lo masuk dalam hidup gue, nggak ada jalan keluar lagi." Ucap nichol sembari menatap salsa dalam
"Aku siap! Aku terima tawaran kakak!"
*****
Motor yang dikendari iqbaal membelah jalanan pada sore hari ini. Kedua insan tersebut sama-sama tidak bisa menggambarkan apa yang kini sedang dirasakan. Iqbaal menghentikan motornya ketika sampai ditempat tujuan, pameran sore!
"Kok kesini? Katanya mau anterin aku pulang." Protes (namakamu) sembari melepas helmnya
"Liat-liat sebentar boleh kali," balas iqbaal
(Namakamu) mengangguk pasrah,"jangan lama-lama ya kak? Nanti aku diomelin mama."
Iqbaal berdehem, tangannya menggenggam tangan mungil (namakamu). "Biar nggak ilang, lo kan pendek."
(Namakamu) meroalingkan matanya. "Aku nggak sependek itu kali kak."
Iqbaal tertawa ringan,"iya nggak pendek. Cuma bocil,"
"Ish," (namakamu) memukul lengan iqbaal. "Sama aja tau!"
Iqbaal tertawa lepas, ia mulai beranjak menarik (namakamu) mengelilingi pameran sore hari ini. Sesekali iqbaal menjaili (namakamu) sehingga membuat gadis itu meruntuk kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE (IDR><NK)
Teen FictionIqbaal menggeleng dan melepaskan jaket yang ia pakai lalu mengikatnya dipinggang (namakamu) sehingga menutupi bagian paha. "Bukan apa-apa, cuma mau nutupin paha lo doang," ujar iqbaal disela-sela kegiatannya Seteah selesai ia berdiri mengsejajarkan...