27. I Hold Your Heart

1.1K 142 4
                                    

Note:
1. BESOK LEBARAN! AKU MAU MINTA MAAF KALO SELAMA BUAT CERITA INI AKU ADA SALAH SAMA KALIAN

2. AKU NGGAK TAU BESOK UPLOAD ATAU DELAY. KOMEN YANG MAU BESOK UPLOAD!!!!!

27. I hold your heart

Devano duduk santai dibangku perpus paling pojok sembari mengetuk-ketuk meja dengan sembarangan, tak peduli dengan penjaga perpus yang mencari-cari sumber suara tersebut. Didepannya terdapat buku lumayan lebar, apakah buku tersebut dibaca? Big no! Devano hanya memanfaatkan buku itu untuk menutupi dirinya jika penjaga perpus keliling.

Helaan napas terdengar dari pria tersebut. Ia menatap alrojinya dengan lengah, sudah 10 menit menunggu namun belum ada tanda-tanda (namakamu) dan salsa datang. Padahal tadi mereka sudah bilang on the way, bullshit kah?

Bukan hanya perempuan yang tidak suka menunggu, pria pun seperti itu!

"Dev,"

Devano mendongak mendapati (namakamu) tanpa salsa disebelahnya. Pria itu melirik belakang gadis itu tetapi tetap sama, tidak ada salsa disana. "lo sendirian? Salsa mana?"

(namakamu) memposisikan dirinya duduk didepan devano. "dia nggak bisa kesini. Lagi kekantin sama pacarnya."

"mereka udah jadian?"

(namakamu) mengangguk membenarkan,"lo udah lama nunggu disini?"

"10 menit."

"ngapain aja lo selama nunggu gue?" tanya (namakamu), tangannya mengambil buku sastra diatas meja. "lo baca? Yakin?"

Devano menggeleng. "liat gambar-gambarnya doang,"

Gadis itu menahan tawanya yang akan pecah,"emang lo anak sd?"

Devano meroalingkan matanya. Ia sangat tidak suka dengan tawa rendah (namakamu) yang meledeknya dengan terang-terangan. Yang penting buka buku bukan? Daripada tidak sama sekali.

Devano mengambil alih buku sastra digenggaman (namakamu). Ia menggantinya dengan gulungan kertas yang ia teruh kantong celana belakang. "formulir pertandingan basket,"

"ohya?! Gue kok nggak tau, ya?" tanya (namakamu) mulai membaca formulir tersebut

"Sayangnya gue lagi nggak mood main basket sih. Apa ganti leader aja, ya?" devano menggeleng cepat menjawab pertanyaan (namakamu)

Pria itu menyentil kening (namakamu) membuat sang empunya meringis. "jangan main asal ganti-ganti aja. Dapet kepercayaan pak anton itu susah, jangan bikin beliau kecewa."

"Devano teguh," ledek (namakamu) membuat devano meliriknya tajam. "iya sorry! Nanti gue pasti bakal ikut."

"Nah!"

(namakamu) memainkan bibirnya sambil menimang. "gimana kalo besok kita latihan basket bareng? Dirumah gue."

Devano terdiam sejenak, detik berikutnya ia mengangguk. "boleh. Jam berapa?"

"abis pulang sekolah aja. Lo bawa baju ganti. Jadi pulang sekolah langsung kerumah gue, oke?"

Sejuta ide, itulah yang kini devano pikirkan tentang (namakamu). "oke."

Bola mata (namakamu) mengedar, perpus terasa lebih engap dari biasanya. Ac juga seperti belum dibersihkan menjadikan gadis itu mencepol rambutnya asal, brantakan. Semua itu tak lepas dari pandangan devano. Pria itu tidak lagi meragukan kecantikan natural (namakamu).

"ish! Dev kok dilepas sih?! Susah lagi tau nguncirnya!" protes (namakamu) kala devano melepas cepolan yang susah payah ia buat.

Devano berdiri dibelakang gadis itu. Tangannya dengan telaten menyatukan rambut-rambut (namakamu) dengan rapi. "jadi cewek yang rapi dikit napa. Masa nguncir gini doang nggak bisa?"

IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang