30. Senang Dan Sedih

1.2K 143 6
                                    

Note: Jangan lupa ikuti akun wattpad aku gezzzzz

30. Senang Dan Sedih

Keadaan lapangan basket yang luas itu sangat riuh akan penonton yang duduk ditribun sambil memberi semangat untuk tim kebanggannya masing-masing. Tak hanya para siswa berasal dari sekolah yang akan tanding hari ini, namun para masyarakat luar yang ingin turut menonton pertandingan olahraga ini.

Dari arah barat gerombolan cowok-cowok berseragam basket dengan tulisan SMA Rajawali dibelakangnya berjalan menuju pinggir lapangan. Devano dengan bangganya memakai benda sebagai tanda kapten dilengannya. Rambut bagian depan yang lumayan panjang sengaja ia kuncir supaya tidak menganggu pertandingan yang akan dimulai beberapa menit lagi.

"Lawan kita SMA Georbit. Musuh bebuyutan sekolah kita." ujar Banu, anggota basket Rajawali

"Bagus lah. Jangan kalahin dalam skil baku hantam doang, sekali-kali perlu dikalahin dimoment ini." sahut Alwan

"Main full power gak nih?" tanya Devano sedikit bergurau

"Lo sendirian full power kuat gak?" balas Banu sambil merangkul bahu Devano

Devano terkekeh pelan. "gue bikin malu semalu-malunya aja gue kuat,"

Raja, wakil basket Rajawali berdiri dari duduknya. Sambil melakukan pemanasan ia berucap,"Tapi tetep harus hati-hati. Mereka main fisik."

Pandangan Devano beralih kepada gadis yang berlari kecil kearahnya. Seragam yang dipakai sama seperti dirinya, namun bedanya ia berwarna merah dan devano biru. "Dev,"

Devano melangkah menghampirinya yang berdiri beberapa meter sambil mengatur napasnya yang tersenggal-senggal. "Ngapain lo disini? Bentar lagi pertandingan gue mulai."

"Tunggu gu-e at-ur napas dul-u," sahut (namakamu) lelah. Setelah dirasa lumayan tenang, ia mulai berbicara. "Lo pokoknya harus menang! Gue pasti dukung lo! Awas aja kalo nggak menang, gue pecat lo jadi sahabat gue."

Devano tertawa ringan. "Kalo gue menang?"

"Traktir gue dicaffe biasa. Adil kan?" balas (namakamu) cengengesan

Devano mencubit hidung (namakamu) membuat sang empunya melotot karna tidak bisa bernapas. "Ish! Lo mah!" protes (namakamu)

"penawaran lo nggak ada yang menguntungkan gue tau nggak?" protes devano tak mau dibodohi oleh gadis ini

(namakamu) melipat tangannya didepan dada. "kata siapa?"

"gue, barusan."

"Ada keuntungannya buat lo kok,"

"Apa tuh?" Tanya devano penasaran

"Bisa makan bareng sama gue? Iyakan? Secara kalo lo traktir gue, ntar lo bisa jalan plus makan bareng gue. Untung buat lo." cetus (namakamu) penuh ketegasan

(namakamu) melirik devano yang berekspresi tidak mengenakan dari ujung matanya. Gadis itu tertawa renyah. "muka lo tolong dikondisikan, Dev! Asem bener!"

"Semerdeka lo aja dah, (Nam)! Gue mau nolak tapi nggak bisa, iyakan?" pasrah devano

(namakamu) mengangguk membenarkan. "Iya dong. Kan gue nggak ngasi opsi kedua atau ketiga atau keempat atau kelima atau keenam atau ketujuh atau kedelapan at--"

"Sampe kapan?" tegur devano

(namakamu) menampilkan deretan giginya yang putih. "yaudah deh gue kesana lagi ya? Lo pokoknya harus menang! HA.RUS ME.NANG!"

"Iyaiya, cerewet lo kayak nenek-nenek," timpal devano

(namakamu) berkecak pinggang,"mana ada nenek-nenek secantik gue?"

IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang