25. Hold on!

1.2K 151 6
                                        

25. Hold On!

(Namakamu) langsung bergegas menuju kelas devano setelah bel pulang berbunyi. Rencananya ia akan main kerumah devano untuk menghangatkan kembali hubungan persahabatan mereka setelah bertengkar beberapa hari lalu.

Rambut (namakamu) bergoyang kekanan dan kekiri selama ia berjalan menuju kelas tujuannya. Bibirnya mengembang melihat devano yang berjalan keluar kelas sembari memainkan kunci mobilnya. Tas pria itu berada dibahu kanan, jaket yang sering ia pakai ia sampirkan pula dibahu kanannya.

Devano langsung merangkul (namakamu) ketika sampai didepannya. "kerumah gue 'kan?"

"iya dong!" jawab (namakamu) semangat

Devano mengacak pelan ujung kepala gadis itu, membuat sang empunya mengerutu. "kayaknya mama gue bikin kue deh hari ini,"

Mata (namakamu) membulat sempurna. Makanan lagi?! Sudah pasti ia semangat. "serius? Wahhh nggak salah dong gue kerumah lo hari ini."

"masalah makanan aja cepet," sindir devano

"yeuuu! Emang kenapa? Tanpa makanan hidup itu hampa tau!"

Devano terkekeh, itu mungkin pemikiran gadis disebelahnya saja. "itu menurut lo. Menurut orang lain pasti beda!"

(namakamu) menghedikan bahunya acuh, ia sungguh tak peduli dengan orang lain. "whatever! Gue nggak peduli."

"jangan terlalu cuek sama lingkungan,  (Nam)." tegur devano

Gadis kepang kelabang itu melirik devano dari ujung matanya. "emang kenapa? Belum tentu juga kan mereka peduli sama kita? Jadi ngapain kita ngurusin orang lain."

"lo pernah denger kalo manusia makhluk sosial 'kan?"

(namakamu) mengangguk. "pernah. Tapi gue nggak peduli,"

Devano memilih membungkam mulutnya daripada melanjutkan obrolan bersama (namakamu). Nanti yang ada malah berantem lagi.

Sesampainnya diparkiran devano langsung menjalankan mobilnya. Tak sampai 20 menit akhirnya mobil pajero putih itu sampai dipekarang rumah bercat biru. Ini adalah kediaman keluarga devano.

Devano menggiring (namakamu) masuk. Ia menyuruh (namakamu) menunggunya diruang tamu sembari ia berganti pakaian. Apa yang dilakukan (namakamu)? Ia hanya bisa menurut.

"ade! Kamu udah pulang?" teriak winda, ibu devano

(namakamu) bangkit dari duduknya lalu menyalami beliau ketika melihat winda berjalan mendekati. "Selamat siang tante, saya (namakamu) temennya devano."

"selamat siang sayang. Aduh si adek bawa anak gadis cantik banget," puji winda terhadap (namakamu)

Senyum malu-malu tentu saja (namakamu) paparkan. "tante bisa aja."

"beneran loh, tante jujur." serkas winda membenarkan. Entah kenapa dia suka melihat gadis yang dibawa putranya ini. Gadis cantik tanpa makeup seperti anak muda pada umumnya. Natural sekali.

Dari atas devano turun, ia memakai pakaian santainya sembari memainkan ponsel. "jangan dipuji-puji terus mah. Nanti terbang dia,"

Ish! Devano rese banget sih!

Devano memeluk winda dari samping, ia mendaratkan ciuman dipipi kanan sang mama. Winda juga berlaku seperti itu namun bedanya beliau mendaratkannya dikening devano. "jangan begitu. Udah untung (namakamu) mau temenan sama kamu, temenan sama cowok yang masih manja sama mamanya padahal udah SMA begini."

IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang