Note: Nanti bakal ada beberapa picture, maaf kalo castnya beda. Yang penting bisa menggambarkan keadaan mereka.
28. We Dont Talk Anymore
Devano buru-buru kekamar mandi tatkala bel pulang berdering, ia segera mengganti pakaiannya. Seragam putihnya ia masukan kedalam tas yang berisi hanya dua buku. Sebelumnya ia terdiam melihat dua obat yang selalu ia minum sebelum beraksi ditengah ring tinju.
Pikirannya seketika melayang bagaimana jika ada seseorang yang mengetahui pekerjaannya selama ini? Ia kembali memandang satu obat lainnya, ia menggeleng membuang pikiran itu. Ia kembali bergegas memakai baju ganti lalu menuju parkiran sekolah dimana sudah pasti ada (namakamu) yang menunggunya.
Benar saja. Seorang gadis langsung melambai-lambai ketika devano sampai diparkiran. "Lumayan lama ya, Dev?" sindirnya
"Boker dulu," alibi devano
(Namakamu) langsung memasuki mobil ketika devano membuka kuncinya. Tanpa menunggu persetujuan devano, gadis itu menyetel lagu superficial love-Ruth B. Bayang-bayang iqbaal langsung berada dikepalanya.
Devano menjalankan mobil denga santai, matanya melirik gadis itu yang sangat antusias dengan lagu yang sedang terputar. Bahkan sampai diulang-ulang. "kenapa diulang-ulang?"
(Namakamu) memandang devano yang penasaran,"Nggak papa. Lagi suka aja sama lagu ini."
"bukannya udah lama booming ya?"
Kekehan keluar dari bibir (namakamu). "Emang nggak boleh kalo sampe sakarang masih suka?"
Devano menggeleng, helaan napas terdengar dari dirinya. "Mau makan dulu nggak?"
"Boleh!"
Sudah tahu kan bahwa (namakamu) ratunya makan? Mau ditawarin apapun yang penting enak dia mah oke oke aja. Rezeki nggak boleh ditolak katanya.
Sembari mencari makanan yang pas mereka sedikit mengisi obrolan. "Dev,"
"Hm."
"Menurut lo kalo gue suka sama orang yang dikenal banyak orang itu gimana?"
Devano sedikit tersentak, namun tidak begitu ia keluarkan. "kayak zayn malik contohnya?" tanya devano
"Lo nggak usah ngeledek gue!" serkas (namakamu). "Mana mau zayn malik sama gue? Dia mah di level berapa, gue di level berapa."
Devano terkekeh,"nggak ada yang impossoble kan?"
"Kata-kata lo kayak kak iq---" (namakamu) mengurungkan niatnya untuk berbicara
Devano menyerinyit bingung, mengapa gadis disampingnya langsung menghentikan kalimatnya. "kak? Kak siapa? Lo lagi deket sama seseorang?"
(Namakamu) menggeleng ragu. "enggak. Bukan apa-apa kok."
"Gue bukan anak kecil yang bisa lo bohongin, (Nam)."
"Cerita aja kali. Gue bakal jadi pendengar yang baik. Kita kan---sahabat." sambung devano sedikit sakit dihatinya
(Namakamu) kembali menggeleng. Ia sungguh sedang tidak mau semua orang tahu tentang kedekatannya dengan iqbaal. "Emang ada. Tapi gue----masih nggak mau cerita tentang dia dulu ke orang lain, Dev."
Devano tertawa sumbang. "orang lain ya?"
"Bukan! Bukan gitu!" seru (Namakamu) ketika sadar salah ngomong. "maksud gue bukan gitu. Lo itu sahabat gue, lo udah gue anggap kakak gue."
Devano mengangguk. "iya, santai aja. Gue cuma bercanda."
(Namakamu) menghembuskan napasnya lega. "gue kira lo beneran marah gara-gara omongan gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE (IDR><NK)
Teen FictionIqbaal menggeleng dan melepaskan jaket yang ia pakai lalu mengikatnya dipinggang (namakamu) sehingga menutupi bagian paha. "Bukan apa-apa, cuma mau nutupin paha lo doang," ujar iqbaal disela-sela kegiatannya Seteah selesai ia berdiri mengsejajarkan...