37. Selesai

845 99 3
                                    

37. Selesai

"Setiap pertemuan pasti diikuti oleh perpisahan. Karena tanpa perpisahan maka tidak ada yang namanya pertemuan. Percayalah."
-Story Of Impossible

•••••

Beberapa orang berdiri lesu dibandara seokarno hatta. Hari ini adalah hari keberangkatan Iqbaal kembali ke US. Meski tidak sedikit orang yang sedih, namun bagaimana lagi? Iqbaal harus melanjutkan kuliahnya disana. Mengejar pendidikan yang sempat terjeda beberapa bulan.

(Namakamu) memandang Iqbaal yang sedang bercengkrama dengan kerabat-kerabatnya. Ia tahu jika Iqbaal sedih, (namakamu) pun sama. Namun, pria itu lebih bisa menyembunyikan raut sedihnya dibalik wajah tampannya.

15 belas menit lagi Iqbaal benar-benar harus meninggalkan Indonesia. Entah kapan (namakamu) akan bertemu dengannya lagi. Entah apa yang terjadi dihari berikutnya. Entah pria itu akan ingat dengan semua kenangan indah mereka atau tidak. Biar waktu yang menjawab.

Ketika pria itu menatapnya dan berjalan mendekat, (namakamu) tidak bisa membendung air matanya. Padahal sebelum berangkat ke sini, (namakamu) sudah berkomitmen tidak akan menitihkan air mata sedikit pun.

"Kamu udah makan sebelum kesini?" tanya Iqbaal merangkul bahu gadisnya.

(Namakamu) mengangguk. Ia tidak kuasa untuk mengeluarkan kata-kata. Ini sangat berat untuknya.

"Semalam aku nonton film bagus banget. Kamu harus nonton. Film komedi. Kamu suka film komedi kan?" ujar Iqbaal dibalas anggukan kembali dari lawan bicaranya.

Iqbaal memperhatikan wajah (namakamu) yang sembab. Jujur, hatinya sangat sakit melihat gadis itu menangis karenanya. "Hari ini kamu cantik banget. Pasti mandinya pakai sabun 10 kali ya?"

"Eummmm, kamu emang paling bisa buat aku jatuh cinta. Aku beruntung banget ya jadi cowok yang bisa cium wangi kamu setiap hari." sambung Iqbaal.

"Kalo aku minta kamu jangan pergi, apa kamu tetap disini?" tanya (namakamu) to the point.

"Aku pergi?" Iqbaal tertawa renyah. Tangan pria itu beralih mengelus kedua pipi (namakamu). "Aku enggak pernah pergi. Aku...akan tetap disamping kamu. Dihati kamu."

Tubuh (namakamu) bergetar karena tangisnya. "Kenapa harus? Kenapa kamu harus pergi?"

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kedua hal tersebut pasti berjalan bersamaan. Tergantung takdir yang akan menakdirkan mereka untuk kembali bertemu atau enggak." jelas Iqbaal memberi wajengan.

Iqbaal benar. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Itu bukan ucapan palsu. Karena, pasti semua orang pernah mengalami kedua hal ini. Karena sesungguhnya jika tidak ada kata perpisahan maka tidak akan ada kata pertemuan.

"Teh!" teriak Iqbaal memanggil teh Ody-kakaknya.

Yang merasa dipanggil pun menghampiri dengan senyum yang manis. Ini....adalah pertama kalinya (namakamu) bertatapan langsung dengan Ody. Seperti disosial media, perempuan itu sangat cantik dan menarik.

Teh Ody mencium pipi kanan (namakamu) membuat yang dicium mematung. Bahkan mereka baru pertama kali bertemu namun Ody sudah bersikap hangat pada (namakamu). (Namakamu) jadi merasa memiliki keluarga kedua disini. Diposisinya sekarang.

"(Namakamu) kan?" tanya Ody memandang (namakamu) teduh.

(Namakamu) mengangguk. "Iya---"

"Panggil teteh aja," titah Iqbaal peka dengan kebingungan gadis itu.

"Iya teh,"

"Pantes aja Iqbaal sering banget keluar rumah, orang yang ditemuin aja cewek cantik banget begini. Biasanya tuh dia jarang keluar-lebih tepatnya males keluar rumah kalo enggak penting-penting banget." jelas Ody menerawang sifat adiknya.

IMPOSSIBLE (IDR><NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang