1|Permai

411 54 11
                                    

Mencintai adalah saat dimana kebahagiaan orang lain lebih penting dari pada kebahagiaan kita sendiri

***

"Devano Denatario Putra"

Suara pekik dan lantang dari seorang gadis nerd yang tidak dikenal membuat langkah kaki Devano terhenti seketika. Cowok itu hanya diam bersamaan dengan pandangannya yang lurus, tanpa mau berbalik sedikitpun untuk menoleh ke asal sumber suara.

"Devano Denatario Putra, perkenalkan nama aku Permai Rain Cesasmi. Panggil aja Mai tapi khusus buat kamu, kamu boleh manggil aku beb. Aku siswi kelas VIII-2. Aku boleh nggak minta nomor hp kamu?" tanya Permai yang sudah berhadapan dengan Devano.

Secepat kilat gadis itu menyodorkan ponselnya tepat di depan wajah cowok itu. Devano menatapnya dengan tatapan datar sekaligus aneh.

"Enggak!" satu kata singkat padat dan jelas yang keluar begitu saja dari mulut Devano. Cowok itu kembali melanjutkan langkahnya.

'Dasar cewek nggak punya malu!' batin Devano.

Tidak mau menyerah, gadis itu langsung menyusul Devano sambil berusaha mensejajarkan langkah lebar Devano.

"Kalau gitu aku boleh minta ID line kamu nggak?" tanya Permai masih dengan semangat yang berapi-api.

"Oh kalau nggak, aku boleh minta nama akun Ig kamu nggak? Tapi follback ya?! Ya, ya ,ya?!" ujar Permai semakin berharap.

"Oh, iya! Aku tahu kamu pasti warga Twitter kan?! Nah kalau gitu aku boleh dong minta user name kamu?! Pasti boleh dong??? Mutualan yuk." ujar Permai, masih mencari cara.

"Wah atau jangan-jangan kamu anak Facebook?! Kalau gitu apa nama akun Facebook kamu? Devano Denatario Putra? Atau Devano? Atau jangan-jangan Devano Sayang Permai Celalu???" ujar gadis itu makin ngaco.

"Tunggu!! Tunggu!! Kamu pasti anak wattpad ya? Saling follow-followan yuk?! Kamu suka baca apa?!! Kalau aku sih suka baca cerita Zed-Zie!! Authornya cantik lagi!! Kalau kamu suka baca apa? Kamu suka baca cerita apa? Atau jangan-jangan kamu sukanya baca hati aku lagi?? Ah, jadi malu aku tuh!!!" ujar Permai makin narsis.

Bagaikan mata air di padang gurun. Devano menangkap sosok gadis dengan rambut tercepol tengah bermain basket bersama kedua temannya sambil bercanda satu sama lain.

'Benar-benar cantik.' puji Devano dalam hati.

"Ratu......" Devano berteriak keras memanggil gadis itu.

Ratu Elisabeth, sahabat kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Devano berjalan ke arah lapangan tanpa memperdulikan gadis berisik bernama Permai Rain Cesasmi yang sedari tadi membuatnya merasa jengah.

'Bye cewek knalpot' batin Devano.

Devano berjalan sambil tersenyum simpul. Ratu, Ratu, dan Ratu. Hanya nama itu yang selalu terukir di hati dan terlintas di pikirannya. Sebelum pergi Devano sempat melirik raut wajah masam Permai. Devano tertawa puas dalam hati.

'Nanti juga pergi sendiri!' pikir Devano.

"Devano Denatario Putra!"

Langkah Devano kembali terhenti.

'Wah benar-benar sinting ni cewek!!!' hina Devano dalam hati.

Devano hanya diam tanpa mau membalikkan badannya. Lalu Devano memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, berjalan sambil bersiul tidak perduli.

"Devano Denatario Putra!!! Aku yakin suatu saat nanti kamu pasti bakal cinta mati sama aku dan bakal ngejar-ngejar aku persis seperti apa yang aku lakukan sekarang! Liat aja nanti!!! Devano Denatario......"

"Devano Denatario Putra!!!"

"Devano Denatario Putraaaaaa!!!"

Devano mengumpat kasar dalam dalam hati. Permai benar-benar berisik dan tidak tahu malu. Devano berbalik dengan wajah kesal, sebal sekaligus muak.

"APA?" tanya Devano penuh penekanan dengan aura dingin.

"Devano Denatario Putra!!!"

"....."

"Aku suka sama kamu!!!"

***

"Devano Denatario Putra!!! Aku suka sama kamu!!!" Chalvin meledek Devano sambil berusaha menahan tawanya.

"Devano Denatario Putra!!! Devano Denatario Putra!! Buset tu cewek suaranya ngalahain knalpot motor lo Mar!" ujar Alvaro sambil menyindir Mario.

"Sialan lo!" ketus Mario. Tapi benar juga apa yang dikatakan oleh Alvaro.

"Lo pada, mending diam deh. Bikin gue makin sakit kepala aja!" ujar Devano sebal. Lalu Cowok itu menyanggakan kepala dengan satu tangan di atas meja.

'Dasar para kutu badak sialan' maki Devano dalam hati.

"Jangan judes-judes Van, kesemsem beneran repot loh!" celetuk Jeremi membuat Devano langsung bergidik jijik.

"Itu nggak bakal terjadi!" jawab Devano.

'Mimpi aja lo sana cewek knalpot!' maki Devano dalam hati.

"Weittss! Hati abang Vano seratus persen udah di segel Jer! Jadi nggak mungkinlah!!!" ujar Chalvin.

"Disegel siapa? Cewek yang anggap sahabatnya enggak lebih dari sahabat, tapi si cowoknya pengennya lebih dari sahabat?" ujar Jeremi telak.

"Gue kasih tahu ya Van! Di dunia ini enggak ada yang namanya cewek sama cowok itu murni sahabatan! Enggak ada Van! Enggak akan ada! Dari pada lo gegana (gelisah, galau, merana) tiap hari, mending lo ladenin aja si cewek knalpot! Kan seru Van! Brummm Brummm Brummm!!!" ujar Mario mengebu-gebu.

"Devano Denatario Putra!!!" ujar Permai menuju meja yang di tempati Devano dan kawan-kawan. Ia membawa semangkok mie ayam buat ia makan bersama pujahan hatinya.

"Panjang umur juga nih cewek!" ujar Alvaro reflek.

"Busettt si eneng!!! Kerjanya tu ye bikin hati abang Chalvin dag dig dug hatiku, dag dig dug hatiku...." ujar Chalvin spontan mendengar teriakan si cewek berisik alias Permai, yang datang dengan tiba-tiba. Ngomong-ngomong kaya lagunya Blink-Dag Dig Dug!

"Devano? Aku boleh nggak duduk disamping kamu? Soalnya tempat duduk di kantin udah penuh nih! Boleh ya? Devano ganteng deh!!!" ujar Permai semanis dan seimut mungkin.

"Van! Jawab dong Van! Ditanyain beb tuh!" ujar Mario sambil menyikut lengan Devano.

"Ngomong kali Van, udah kaya nggak punya mulut aja." ujar Jeremi sambil mengaduk segelas es jeruknya.

"Aduh neng Permai, maapin temen abang Chalvin yee. Si Vano mah emang punya gangguan pendengaran alias pura-pura budeg di saat tertentu neng, jadi sabar-sabar aja yee." ujar Chalvin sambil nyindir Devano.

"Van, mending lo suruh deh ni cewek diam. Cukup Chalvin aja yang bikin gue sakit kepala!" bisik Alvaro pada Devano.

"Hallow?!! Devano kok diam aja sih? Devano? Devanoooo?!!" Permai mulai memekik kembali.

"Devano Denatario Putra!!"

"Brummm...Brummm...Brummm..." Chalvin menyahut sambil menirukan suara knalpot motor Mario.

"Devano Denatario Putra jawab dong!!!"

"Brummmmmmmmm..."

"Devano Den---"

Brak

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang