6|Permai

119 48 4
                                        

Sakit rasanya kalau orang yang kita cinta tidak menghargai sama sekali perjuangan yang kita lakukan
~Rain

***

Permai merasa pusing. 'Wait! Kok gue di ruang UKS sih?' batin Permai.

Dia ingat tadi dia dibully habis-habisan sama Geng Chili . Tapi siapa yang bawa dia ke ruang uks. Uhhh.... lagi dan lagi ia nggak tau siapa orang yang udah nolongin dia.

"Mai, akhirnya lo sadar juga. Nih minum teh hangat. Kalau lo masih ngerasai pusing lo rebahan aja dulu. Kalau gitu gue balik ke kelas dulu ya" ucap Juni (salah satu anggota PMR)

"Oh makasih Jun." ucap Permai sebelum Juni pergi melangkah menjauhi Permai.

***

"Adudududuhhhhhh bang Rioooo!!!! Adek Chalvin kedinginan ini!!! Kayaknya Adek mau pingsan deh!!!" ujar Chalvin dengan manja. Cowok itu sedang meledek Devano habis-habisan.

"Ululululuhhhhh adek Chalvin kedinginan? Sini abang pakein jaket! Biar dedek Chalvin nggak sakit! Apa adek Chalvin mau pingsan? Sini biar abang papah ke UKS......" jawab Mario meladeni.

"Aaaahhhhhhhhhh!!! Adek nggak mau di papah bang Rio!!!" ucap Chalvin mengerucutkan bibirnya sambil melipatkan kedua tangannya.

"Lhooo?! Terus adek maunya apa dong??!!" tanya Mario dengan nada manja dibuat-buat.

"Adek maunya di gendong kaya orang pacaran itu, biar roman-"

Pletak

Devano menjitak kepala Chalvin dan Mario keras.

"Berhenti nggak!" ketus Devano. Cowok itu benar-benar kesal pada kedua kutu badak itu yang sedari tadi tidak bisa diam.

"Enggak usah emosi kali Van." kata Jeremi tiba-tiba.

"Dia malu Jer bukan emosi. Maklumin aja." ujar Alvaro

Devano berdecak kesal, "Malu? Malu kenapa? Halu lo semua!"

Bilang aja malu. Tinggi amat ego lo Van -author

Nggak thor gue nggak malu. Bisa nggak sih nggak usah ngaco -Devano

"Udah deh iyain aja biar kelar!! Namanya juga Devano benci sama pedulinya mah beda tipis. Iya nggak?"

"Yaps." ujar Alvaro membenarkan perkataan Chalvin.

"Apaan sih pada nggak jelas semua." ucap Devano berdiri dan mulai berjalan menjauhi kawan-kawannya.

"Kok pergi. Van, bang Vano. Wah kayaknya Vano ngambek, gara-gara kalian ini mah babang Vano jadi ninggalin gue." ujar Chalvin menyalahkan temannya.

"Kok jadi kita. Dari tadikan elo yang ngeledekin dia dan buat dia malu." ujar Jeremi yang dianggukin oleh Mario dan Alvaro.

"Ihh kok aku sih yang disalahin. Kalau gitu dedek Chalvin juga pergi mau nyusulin babang Vano." ucap Chalvin sok dramatis.

***

Devano terus berjalan menjauh dari keberadaan teman-temannya. Ia kesal bukan main. Moodnya begitu buruk. Ia berjalan melewati koridor dengan aura dingin yang mencengkram.

"Hai Devano." sapa seorang gadis siapa lagi kalau bukan PERMAI.

Ya dia selalu muncul dimanapun, kapanpun Devano berada. Dia membawa satu kotak bekal berisi capcake coklat buatannya. Sebenarnya sih ia ingin memberinya pagi tadi. Tapi berhubung tadi pagi ia di bully dan masuk UKS . Permai masih belum enakan tapi demi Devano apasih yang gak dia lakuin? Semua akan dia lakuin apapun itu.

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang