4|Permai

120 47 3
                                    

Mencintai tidak harus memiliki


***

Sementara di lain tempat Permai terus berlari dan berlari. Buliran bening terus mengalir di pipinya. Dia tidak peduli dengan tatapan orang-orang padanya. Ia berhenti setelah ia berada di rooftop. Ia duduk di sofa kusam yang ada di rooftop. Ia datang kesini agar ia dapat menenangkan pikirannya yang kacau. Ia belum ingin diganggu oleh siapapun. Ia pun nggan untuk balik ke kelasnya untuk belajar.

'Kenapa lo baru peduli Mi, kenapa? Kenapa di saat gue hampir sekarat lo nggak ada di sisi gue? Kenapa?' jeritnya dalam hati. Permai menagis dalam diam. Ia jadi teringat dulu

Flash back

3 tahun yang lalu

"Oma bang Mi sama papi mana? Mereka nggak jengukin Mai?" tanya Permai binggung.

Permai sedang berada di rumah sakit karna ia demam tinggi. Kata dokter ia akan sekarat jika tidak cepat-cepat dibawa ke rumah sakit. Tapi untunglah ia cepat dibawa kerumah sakit.

"Abang sama papi kamu lagi sibuk. Nanti mereka datang kok buat jenguk kamu." kata Oma Miranda

"Beneran oma?" tanyaku ragu.

"Iya, jadi kamu harus istirahat biar cepat sembuh."ujar oma menyemangatiku

"Oke oma ku tersayang." jawab Permai semangat

Permai terus menunggu hari berganti menjadi bulan, bulan berganti dengan tahun tapi mereka tak kunjung datang. Tapi, Permai terus menunggu kedatangan mereka hingga Permai merasa lelah menunggu dan mulai melupakan mereka.

Flash on

Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu,'Ngomong-ngomong bukannya tadi aku pingsan di lapangan? Jadi siapa yang bawa aku ke UKS? Kan nggak mungkin Devano? Jadi siapa??????????????' batin Permai bingung

Permai mulai merasa mengantuk karena hembusan angin sepoi-sepoi. Deru nafasnya teratur yang menandakan ia telah tertidur pulas.

***

Kringggg..............Kringggg

Bel pulang pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar dari ruang kelas masing-masing.

"Davanooooooo!!!!"

Suara pekik yang sangat dikenali Devano menggema di halaman parkiran SMP Meteor. Devano tersenyum lebar. Cowok itu langsung melambaikan tangannya ke arah gadis itu, siapa lagi kalau bukan Ratu.

"Van! Gue nebeng ya! si Tiara lagi nggak bawa motor, jadi gue balik sendiri deh! Ya Ya Ya? Devano ganteng deh!" rayu Ratu membuat Devano terkekeh geli. Devano mengacak rambut Ratu gemas.

"Dengan senang hati tuan putri! Lo mau nganter kemana? mau langsung ke rumah lo dulu atau makan es krim dulu nemanin pangeran Devano yang ganteng ini?!" ujar Devano dengan pedenya

Ratu berdecih."Mana ada pangeran bawa motor? Pangeran itu harusnya bawa kuda putih! Bagaimana sih lo?!" decak Ratu

Vano tertawa geli. "Kan sekarang udah modern, nggak mungkinkan gue bawa kuda putih ke dalam SMP Meteor. Lo itu bukan tuan putri yang tinggal dijaman baholok Ratu!" ujar Devano yang membuat Ratu mendengus.

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang