Hanya dengan memakai topeng kebahagiaan ku, aku bisa bertahan hanya untuk bisa selalu melihat mu
***
Permai tersenyum membaca pesan dari Miranda. Singkat tapi manis. Padahal setiap hari Miranda selalu mengirimkannya sebuah pesan, entah itu penyemangat, memuji, bahkan sering kali meledek, tapi semua itu tidak pernah membuat Permai selalu bosan menghadapi sifat jiwa muda seorang Miranda Fresley itu. Gadis itu justru malah bersyukur karena memiliki sosok oma yang bisa dijadikan seorang sahabat dalam hidupnya.
'Permai sayang Miranda'
Permai melanjutkan langkahnya kembali menuju bus kelasnya. Sungguh Permai tak sabar untuk segera sampai di lokasi camping dan berjalan-jalan berdua bersama Devano.
'Pasti romantis banget!'
Biarlah kalau dirinya terlalu banyak bermimpi, toh selama bermimpi itu tidak dipungut biaya alias gratis, semua itu terasa sah-sah saja. Asalkan gadis itu tidak lupa bangun!
"Ria!"
Permai berlari kecil menuju teman sebangkunya dengan Ria. Azaria Olivia, seorang gadis blasteran.
"Riaaaa........ Helllllllooooooo.." teriak Permai yang sama sekali tidak di gubris.
'Pantes' batin Permai. Permai menarik earphone yang sudah bertengger di kedua telinga gadis itu disusul dengan senyuman cengirnya saat melihat reaksi sebal dari teman sebangkunya itu.
"Hehehehehehe salam damaiiiiii!" ujar Permai membuat lambang peace di kedua jarinya. Ria melipat kedua tangannya sambil berdecak kesal. Lalu gadis itu meniup poninya.
"Tumben amat lo jam segini udah nagkring di mari, biasanya juga lo masih gangguin si Devano pacar khayalan lo itu." Ujar Ria heran
"Enak aja kamu pacar khayalan! Enggak dong! Lihat aja suatu saat nanti, si Devano pasti aku buat klepek-klepek!" tegas Permai
"Jangan kebanyakan ngayal babu, nggak baik. Gue nggak mau nanti punya teman sebangku yang jadi gila cuman karena cintanya yang gak kesampean itu." Ujar Azaria memberi saran.
"Tapi sayangnya aku udah mulai Vi, iya aku gila. Gila karena Devano Denatario Putra! Feeling aku ya, kayaknya dia jodoh aku dah Ri" ujar Permai sambi memandang Devano terus-menerus membuat Azaria bergidik ngeri sekaligus jijik.
"Jangan suka berharap lebih nanti giliran patah hati jadi repot sendiri. Lagian, apasih bagusnya si Devano? Bagusan juga si Jeremi kemana-mana, udah kalem, ganteng, adem, duh pokoknya perfect."ujar Azaria mengebu-gebu.
"Enak aja! Jeremi lo bilang kalem, lo aja yang ga tahu dia kaya mana? Dia kalau di rumah mah kaya emak-emak arisan! Gantengan Devano kemana-mana lah..." protes Permai tidak terima.
"Ganteng sih tapi kalau enggak punya hati buat apa?" sindir Azaria. Rasa benci gadis itu pada seorang Devano memang sudah bersarang.
Azaria tidak suka setiap kali Permai bercerita akan kekasaran Devano terhadapnya! Menurutnya, kaum perempuan itu harusnya disayang bukan dimaki-maki.
'Gue doain dapet karma lo Van' batin Azaria
"Siapa yang bilang Devano gak punya hati? Devano punya hati kok!" ujar Permai
"Iya, Devano emang punya hati. Tapi, sayangnya hatinya bukan buat lo, tapi buat Ratu! Bangun Maimunah!" ujar Ria membuat Permai langsung menoyornya.
'Itu mulut emang gak bisa dia ajak kompromi dikit ya!'
Belum sempat Permai menyahuti ucapan Ria, Paka Regar yang tak lain adalah wali kelasnya sudah terlebih dahulu berteriak menyuruh semua murid untuk masuk ke dalam bus segera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Permai World [COMPLETED]
Teen FictionWarning : Typo bertebaran diman-mana :^) Follow terlebih dahulu akun author karena sebagian chapter ada yang di private [Part Completed] Lika liku silih berganti di kehidupan Permai. Mulai dari masalah percintaan hingga keluarga. Kata orang titik t...