13|Permai

96 40 1
                                        

Cinta itu datang karena terbiasa

***

Permai menggeleng dengan cepat

'Gak boleh! Permai gak boleh mikir macam-macam, cukup satu macam saja!' batin Permai

"Lo tenang aja Ria, Dev udah berubah kok." ujar Permai sambil menepuk pundak Azaria. Sebenarnya dia sendiripun ragu untung mengatakan hal itu.

Azaria memandang Permai pasrah. Sahabatnya yang satu ini memang keras kepala. Kali ini dirinya akan mencoba mempercayai ucapan Permai, tapi kalau nanti sih gak tau. Semoga Devano tidak mempermainkan gadis sepolos Permai. Kalau hal itu sempat terjadi, jangan tanyakan apa yang harus Azaria lakukan. Kalia pasti taukan?

Belum sempat Azaria menyahuti Permai, tiba-tiba suara geprakan pintu langaung terdengar keras. ketua kelas VIII-2 yang bernama Daniel tengah berjalan mendekati bangku Permai sambil berusaha mengatur deru napasnya, membuat Permai kebingungan begitu juga dengan Azaria. Lalu cowok itu berteriak membuat Permai langaung membelakkan mata dan spontan berdiri karenanya.

'Oh tidak!'

"Mai! cowok lo Mai! Dia lagi berantam sama Alvaro di lapangan." teriak Daniel dengan napas yang putus-putus

Permai berjalan menusuri lorong sekolah dengan langkah yang sedikit cepat. Permai merupakan salah satu orang yang tidak sabaran.

Tidak sabar bertemo Devano maksudnya!

"Vano!"

Suara kenalpot Permai langsung menggelegar. Ia melihat punggung sang kekasihnya sedang berjalan menusuri lorong sekolah.

'Devano berantam?'

'Mana? Wah jangan-jangan gue di kerjain awas aja lo Niel, kalau jumpa gue bejek-bejek lo sampai hancur. Tapi ada untungnya juga gue di bohongin kan bisa jumpa sama Vano.'

"Ikan hiu melayang-layang, I Love You Sayang." buka Permai dengan jurus gombalannya. Gadis itu sudah berjalan berdampingan sang kekasih.

'Ini masih pagi Mai.'

"Dev? Dev? Ini masih pagi lo Dev, masa Devano udah cemberut? Dev lagi mikirin Permai ya?! Aduh Dev jangan mikirin Mai sampai segitunya, aku gak akan lari kemana-mana kok." ujar Permai tanpa henti.

Devano mendengus kesal. Cowok itu langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Permai sambil menatap tajam.

"Gara-gara lo hp ku rusak karna sangking kesalnya gue pas lo ngespam gue mulu. Gue lagi main game online dan lo terus aja ngeganggu gue sampai akhirnya gue kalah dan gue ngelempar hp gue sampai berkeping-keping. Lagian lo ngapain ngespam melulu ? Kan gue udah bilang jangan spam! Masih kurang jelas?!" ujar Devano membuat Permai memanyunkan bibir.

"Jangan salahin Permai dong Dev, salihin diri Devano sendiri, kenapa coba Dev selalu ngangenin? Tiap detik, tiap menit, tiap jam Dev selalu ganggu pikiran Permai. Mau diusir tapi nanti kangen. Mau didimin tapi sayang. Serba salahkan?!" jawab Permai panjang lebar.

"Dev? Kak Dev tau gak perbedaan jam 10 dengan Kak Dev?!" tanya Permai berusaha mensejajarkan langkah lebar Devano. Gadis itu sedikit terengah-engah.

"Gak tau." balas Devano dengan cepat.

"Kalau jam 10 itu kesiangan kalau Kak Dev itu kesayangan." jawab Permai sambil menagkupkan tangan diwajahnya

"Oh." kata Devano, singkat, jelas, padat.

"Aku ada tebak-tebakan, kamu tinggak jawab aja. Apa bedanya angka 9 sama kakak?" tanya Permai

"Emang apa?"

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang