34|Permai

53 24 0
                                    

Hai-hai 👋 para readers ku tersayang 😘

Kita jumpa lagi nih
Kalian pada kangen gak?

Author harap sih iya

Soalnya Author juga kangen loh sama kalian

Biasakan vote/coments sebelum/setelah membaca karena itu gratis

Oke 👌 nggak usah lama-lama lagi

Ini dia part 34

Happy reading 📖 🌈

Warning : Typo bertebaran diman-mana :^)

***

"Gimana bun keadaan Permai." tanya Jeremi yang baru saja samapai di RS.

"Tadi kondisinya sempat memburuk. Dokter sedang menangani keadaanya." ujar Nagita dengan raut sedih.

Deg

'Ya Tuhan beri kesempatan bagi Jeremi untuk menjaga Permai. Jeremi janji, Jeremi akan menjaganya sebaik mungkin.'

"Bagaimana keadaan Permai dok?" tanya Jeremi ketika melihat Dr.Rian keluar dari ruangan Permai.

"Puji Tuhan, keadaannya sudah mulai membaik. Tapi, dia masih belum sadar karena ia masih di pengaruhi obat bius." ujar Dr.Rian memberi kabar gembira.

'Makasih ya Tuhan.'

"Apa kami sudah boleh melihat keadaannya dok?!" tanya Rafi.

"Sudah boleh, Pak . Tapi jangan terlalu banyak orang agar ia tak merasa sesak nantinya."

"Baiklah dok." ujar Rafi dan Jeremi serempak.

Jeremi memasuki ruangan Permai. Kedua orangtuanya menyuruh Jeremilah yang pertama menjenguk.

Sekarang hatinya merasa lega, setidaknya ia masih bisa melihat Permai bahagia.

"Makasih ya Rain, Rain masih memberi kesempatan Alex untuk bisa menjaga Rain. Kalau Rain cepat pulih Alex janji akan mentraktir Rain sepuasnya. Nanti Alex juga akan ajak Rain jalan-jalan. Disini pemandangannya bagus loh Rain, makanya Rain harus cepat sembuh. " air mata kebahagiaan mengalir begitu saja dari kedua mata Jeremi. Dari tadi Jeremi menggenggam erat tangan Permai seakan takut akan kehilangan Permai kembali.

***

"Bagaimana Bun Permai belum juga sadar?!" tanya Jeremi yang baru saja memasuki ruangan Permai.

"Belum nih Jer." ujar Nagita dengan tangan yang menggenggam erat tagan Permai.

"Apa perlu kita panggil dokter aja?" usul Jeremi

"Kayak-" ucapan Nagita terptong oleh eraangan Permai

Akhh

Mendengar erangan Permai, secara spontan Nagita melepaskan genggamannya. Permai memegang kepalanya kuat, raut wajahnya yang kesakitan membuat Jeremi merasa sedih

'Ada apa dengannya?'

"Kenapa Rain?" tanya Jeremi dengan raut wajah khawatir.

Permai menatap Jeremi dengan seksama. Saat melihat wajah Jeremi ada sesuatu yang membuat kepala Permai terasa sakit

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang