Jangan hidup seperti lilin yang membakar dirinya demi menerangi orang sekitarnya
***
Permai sudah siap dengan gaun berwarna hitam yang bagian atasnya bermotif bunga, dengan pita biru yang melingkar di pinggangnya. Gaun yang cukup simple. Ia juga memakai hak tinggi yang senada dengan bajunya, membawa tas selepang yang senada juga. Penampilannya berbeda dari yang biasanya. Kacamata yang biasanya bertengger sudah ia lepaskan, rambutnya di kuncir sebaik mungkin. Ia akan membuka penyamarannya selama ini di depan Devano. Penyamaran seorang Permai yang berpura-pura menjadi seorang cewek nerd yang centil.
"ENGGAK! POKOKNYA PERMAI ENGGAK SETUJU KALAU AYAH NIKAH LAGI!" Permai berteriak keras di hadapan Elang Fresley. Gahar sudah raut wajah gadis itu. Elang benar-benar membuatnya kecewa. Apakah Ayahnya terlalu buta untuk melihat bahwa Della dan Ibunya hanya memanfaatkan harta kekayaan keluarganya saja? Permai benar-benar tidak habis pikir!
"Saya tidak peduli mau kamu setuju apa tidak. Karena saya tidak butuh restu dari anak durhaka sepertimu." kata Elang yang langsung membuat hati Permai tergores untuk kesian kalinya.
Mengapa tak ada yang ngertiin Permai? Permai juga butuh dingertiin bukan hanya mengerti akan perasaan orang. Pria berkepala empat itu pergi dari hadapan Permai. Meninggalkan Permai yang diam mematung.
Lelaki itu memasuki kamarnya dan menutupnya dengan kuat, menimbulkan bunyi nyaring yang menggema diruangan tersebut.
Kedua kaki Permai terasa lemas setika, membuat ia terduduk di atas lantai yang dingin. Menangis dalam diam
***
Permai masuk ke dalam sebuah bangunan dengan tulisan 'Lip Pick Cafe' di bagian depannya. Tempat itu adalah salah satu tempat andalannya untuk menghabiskan waktu sendirian.
Permai duduk di kursi paling pojok. Tepat di bawah AC yang sudah mendinginkan suhu tubuhnya.
'Benar-benar nikmat dunia!' pikirnya. Setelah mengorder menu makanan yang dia inginkan, Permai kembali sibuk dengan ponselnya. Berharap Devano membalas pesanannya.
Permai menghela napas. Sampai saat ini Devano sama sekali belum memberi kabar. Permai berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengekang Devano. Gadis itu sangat takut jika hubungannya dengan Devano kembali merenggang. Sebisa mungkin Permai akan mengalah. Dia yakin lambat laun, hati Devano yang sekeras batu itu makin lama akan makin terkikis.
Suara riuh membuat pandangan Permai teralih. Dari balik jendela dia melihat beberapa kumpulan para cowok tengah asyik duduk sambil bercengkrama di bagian outdoor kafe. Hampir tiga jam Permai menghabiskan waktu sendirian disana. Hari kian larut, jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Dia sudah bosan, akhirnya dia memutuskan untuk hendak pulang. Rencana ingin merayakan ulang tahunnnya bersama Devano hilang sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permai World [COMPLETED]
Ficção AdolescenteWarning : Typo bertebaran diman-mana :^) Follow terlebih dahulu akun author karena sebagian chapter ada yang di private [Part Completed] Lika liku silih berganti di kehidupan Permai. Mulai dari masalah percintaan hingga keluarga. Kata orang titik t...