19|Permai

70 29 2
                                    

"DEVANO DENATARIO!! YUHUUU!!! SEMANGAT DEV!!!" teriak Permai dari pinggir lapangan.

Saat ini Geng Galaksi tengah berada di tengah lapangan dan sedang bermain basket melawan Geng Angkasa utusan dari SMP Lintang. Para kaum hawa juga sudah duduk anteng sambil memegang sebuah botol minuman di satu tangannya masing-masing. Berharap bahwa salah satu diantara anggota Geng Galaksi atau Geng Angkasa mau menerimanya.

Tidak hanya murid Meteor aja yang ada di kursi penonton. Tapi ada murid Lintang juga yang datang untuk mensuport utusan mereka, Geng Angkasa.

"Lo bisa enggak sehari aja jangan teriakin nama cowok lo? Bikin kuping gue sakit aja!" ujar Azaria sambil berdecak kesal.

Pasalnya dia adalah salah satu anggota dari GALAKSI HATERS, yang notabenenya berisikan kumpulan para murid cowok-cowok yang iri akan kepopuleran Geng Galaksi. Ya walaupun ia menyukai Jeremi sih.

"Jelas enggak bisa Ria! Nanti kalau gue lupa sama nama calon suami gue sendiri gimana? Bisa berabe urusannya " uiar Permai membuat Azaria jengah.

'Dasar bucin kuadrat!'

"Atur semerdeka lo aja Mai," ujar Azaria sambil memutar mata malas. Jika saja Permai tidak memaksanya habis-habisan, pasti dia tidak akan terdampar di tempat ini.

'Sungguh menyebalkan!'

"Ngomong-ngomong, gue masih penasaran Ri, sama cowok yang udah nolongin gue waktu di toilet ujung koridor Meteor dulu. Lo udah dapet identitasnya?" tanya Permai serius.

"Enggak Mai, gue sama sekali enggak tahu siapa cowok itu. Jelasnya sih, dia anak Lintang. Mau coba kesana?" tanya Azaria membuat Permai berpikir.

'Haruskah?'

"Lo tahu sendiri Ri, Galaksi itu musuh besarnya anak Angkasa. Lo mau kita dijadiin sambel disana?" tanya Permai sambil bergidik.

"Murid SMP Lintang itu terlalu banyak Mai, enggak mungkin mereka bisa kenalin wajah kita secara langsung, pakai jaket aja udah cukup kok." ujar Azaria santai membuat Permai kembali berpikir.

"Nanti gue pikirin lagi deh Ri, bisa panjang urusan kalau anggota Angkasa tahu anak Meteor main-main kesana, gue enggak mau bikin masalah Ri." ujar Permai yang dibalas anggukan paham oleh Azaria.

"Lagian, lo juga kenapa penasaran banget sih sama itu cowok? Lupain aja kali, udah lama juga kejadiannya." ujar Azaria sambil membuka sebungkus kacang di kedua tangannya.

"Gue juga enggak tahu Ri, perasaan gue aneh. Setelah kejadian itu, gue sering banget mimpiin itu cowok walaupun gue enggak tahu jelas bagaimana wajahnya, tapi gue ngerasa suatu saat gue bakal ketemu dia lagi. Entah lewat apapun jalannya." lontar Permai panjang lebar.

"Kebanyakan nonton drakor lo!" ujar Azaria sambil melemparkan sebuah kacang ke arah Permai. Gadis itu lalu menggeleng heran. Dasar drama! Permai berdecak kesal. Azaria memang tidak bisa diajak berbicara serius jika menyangkut masalah tentang cowok. Terkadang Permai berpikir, apakah Azaria adalah seorang manusia yang hatinya sudah mati? Azaria terlalu cuek dan santai menurutnya. Permai beranjak berdiri. Gadis itu lalu berlari kecil menghampiri Devano. Senyuman ceria sudah diterbitkan. Berlari mengejar Devano sudah menjadi salah satu rutinitas yang dia catat dalam hidupnya.

'Devano Denatario Putra memang luar biasa!'

"DARI JAUH POHON RANDU..." teriak Permai membuka suara. Mulai sudah dunia per-pantunan ala Permai Rain Cesasmi.

"CAKEEEEPPPPP..." sahut Chalvin dengan suara keras.

"DARI DEKAT POHON JAMBU..." teriak Permai.

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang