10|Permai

99 38 7
                                    

Hai reader author udah update nih😊.
Budayakan vote dulu baru baca.
Happy reading.

***

"Dimana sih?" ujar Permai kebingungan mencari keberadaan syalnya. Permai kembali ke tempat dimana Della membawanya tadi. Permai menyeruak semak-semak yang ada di sekitarnya tanpa mempedulikan air hujan yang sudah membasahi dirinya sedari tadi. Tubuhnya sudah gemetar karena kedinginan sekaligus di campur dengan rasa takutnya akan petir ynag menggelegar. Permai tidak boleh menyerah. Bagaimanapun Permai harus menemukan syal itu segera.

Benda itu amat berarti untuknya. Bahkan Permai rela menukar tas-tas branded miliknya demi mendapat benda itu kembali.

Permai berjalan mengikuti arah langkah kakinya. Pandangannya hanya fokus kepada semak-semak belukar di sekitarnya. Tanpa Permai sadari langkah kakinya sendiri membawa dirinya menuju jurang yang terbilang curam.

Hujan yang mengguyur membuat pandangan Permai semakin terlihar samar. Permai mengusap wajahnya berkali-kali agar pandangannya menjadi jelas. Bahkan gadis itu pun sekarang sudah tidak tahu lagi dirinya tengah berada dimana. Permai tersesat.

"Aaaakkhhhhh!" Permai memekik saat kakinya tersandung oleh batu licin yang membuat tubuhnya terhuyung seketika.

'Oh tidak!'

Tubuh Permai terguling kasar membuatnya meringis kesakitan. Spontan Permai langsung mencengkram sebuah akar pohon besar dengan kuat. Gadis itu langsung memandang ke arah bawah dengan takut-takut.

Samar-samr Permai bisa melihat bahwa dirinya tengah bergelantung di sebuah jurang tepat di atas sebuah sungai yang arusnya begitu deras. Ia makin merasa takut ketika melihat ada ular yang mendekat ke arahnya. Ular itu berada di ranting pohon yang berada di dekat kaki Permai.

'Gue nggak mau mati di sini. Gue masih mau hidup. Tuhan tolongin Permai, hanya pada Mu aku berserah'

Permai sekarang pasrah mungkin inilah takdirnya. Ternyata bukan hanya kisah cintanya saja yang suram kehidupannya pun ikut.

Ular yang tadi semakin mendekat, ia mengigit tepat di bagian kaki Permai. Sakit hanya itu yang bisa Permai rasakan. Ranting yang ia pegang mulai patah.

'Oke Rain pasrah sekarang, mau Rain mati ataupun hidup semuanya Rain serahkan pada Mu.'

Bertepatan saat akarnya patah ada tangan yang memegang tangannya erat. Permai tak dapat melihat wajah itu dengan jelas tapi sepertinya dia lelaki karna tangannya kekar dan besar. Ia senang setidaknya ia tak mati disini. Tuhan masih mau menyelamatkan.

'Thank God'

"Pegang tangan gue." Ujar lelaki tersebut, Permai memegang tagannya erat.

Saat seorang itu menanarik tubuh Permai, seketika gadis tersebut kehilangan kesadaran. Lelaki itu panik, lihatlah gadis yang ada di hadapannya begitu mengenaskan. Pakainnya basah dan dilumuri lumpur, badannya pucat dan tak lupa ada darah di bagian hidungnya.

'Apa dia mimisan?'

"Mai bangun, Mai jangan buat gue cemas, Mai." ujar lelaki tesebut. Ia menggendong Permai ala bridal style menuju tempat perkemahan mereka.

Tanpa lelaki itu sadari sedari tadi ada orang lain yang memperhatikan gerak-gerik mereka di balik pohon besar.

"Harusnya dia mati." Gumamnya orang tersebut.

***

Lelaki tersebut berjalan secepat mungkin. Entah mengapa ia merasa khawatir pada Permai. Saat sampai di area perkemahan lelaki itu berteriak agar Permai segera mendapatkan pertolongan.

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang