7|Permai

92 47 0
                                    

Mencintaimu sama seperti memeluk pohon kaktus, lama-kelamaan akan terasa sakit.
~Rain

***

Permai berlari menelusuri lorong sekolah sambil menyeka air matanya yang sudah lolos begitu saja. Bisa-bisanya Devano mengatakan hal semenyakitkan itu untuknya. Tapi lebih bodohnya lagi, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masih ada cinta dalam hatinya untuk Devano hingga sekarang, dan tidak ada yang berubah sama sama sekali.

'Bagaimana bisa Devano? Bagaimana bisa gue ngejauh dari kamu?' batin Permai

Bruk!

Tiba-tiba tubuh permai menabrak seorang gadis yang sangat ia kenali.

'Della?'

Permai meringis kesakitan sambil memegangi pundaknynya. Kotak bekal Rinai pun sudah jatuh dan tergeletak dilantai untuk kedua kalinya.

'Nasib....'

Saat Permai ingin mengambil kotak bekalnya, Della langsung menendang kotak bekal itu hingga menjauh, membuat Permai langsung meliriknya tajam.

"Mau kakak apa sih?" Permai meninggikan suaranya

Della mendorong kecil tubuh Permai.

"Mau gue? Lo jauhin Devano! Gue mau lo nggak usah dekat-dekat sama Devano dan Jeremi! Harus berapa kali gue peringatin lo akan hal ini Permai Rain Cesasmi?!" ujar Della tajam.

"Kakak nggak berhak ngelarang aku!! Memang kakak siapanya Devano?!" Permai menatap Della dingin.

Della berecih. "Lo lupa gue orang sudah buat lo nggak nyaman hidup, dan kalau lo nggak nurutin perkataan gue siap-siap menanggung akibatnya, sayang." Della menyeringai sambil menyelipkan sejuntai rambut Permai kebelakang daun telinga gadis itu bersama dengan tatapan tajamnya.

"Oh ya? Ngomomg-ngomono aku udah siap kok nanggung akibatnya karna aku nggak bakal NGEJAUHIN Devano sampai kapanpun. Camkan itu!" ujar Permai panuh penekanan. Ia mengambil kotak bekalnya dan berjalan menjauh dari Della.

'Tunggu pembalasan gue Permai Rain Cesasmi! Tinggal cari waktu yang tepat untuk memulainya' batin Della tersenyum licik.

***

Devano menelusuri lorong sekolah pagi dengan kantuk yang luar biasa. Bermain game semalaman dengan Ratu membuat jam tidurnya jadi berantakan. Cowok itu sesekali menguap sambil mengucak-ngucak kedua matanya sedikit kasar.

'Kalau bukan karena si tuan putri, nggak akan deh gue rela begadang sampe subuh!' batin Devano.

Saat Devano berjalan, tiba-tiba kedua matanya beradu dengan seorang gadis yang kemarin sudah ia bentak secara habis-habisan di dalam kelas, yang tak lain adalah Permai, alias si cewek knalpot. Devano yakin sekali bahwa gadis itu sekarang pasti sudah nyerah untuk mengejarnya.

'Semoga dia nggak ngejar-ngejar gue lagi' batin Devano berharap.

"Devano Denatario Putraaaaaaa!!!!!!" teriak Permai membuat Devano terkejut.

'Enggak salah dengar ini gue?!'

Permai berlari kecil mendekati Devano. Gadis itu berdiri di hadapan Devano sambil memasang senyuman lebar seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Devano! Siang nanti makan bareng yuk!" ajak Permai penuh harap.

"Enggak." jawab Devano cepat. Cowok itu mendengus kesal lalu berjalan kembalil tanpa memperdulikan kehadiran Permai.

Permai World [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang