Warning : Typo bertebaran diman-mana :^)
Follow terlebih dahulu akun author karena sebagian chapter ada yang di private
[Part Completed]
Lika liku silih berganti di kehidupan Permai. Mulai dari masalah percintaan hingga keluarga. Kata orang titik t...
Ke esokan harinya Permai berjalan dengan tidak semangat seperti biasanya. Moodnya semakin buruk ketika mengetahui cincin pemberian ayahnya hilang. Entahlah tidak ada semangat yang terpancar, mungkin karena kejadian yang semalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pagi Mai" sapa seorang perempuan yang merupakan teman sekelas Permai.
"Pagi" Permai menyapanya kembali dengan senyum paksa yang terukir di bibirnya.
Semua orang yang ada di sepanjang koridor menatap Permai aneh dan bertanya-tanya. Biasanya ia akan berteriak, bernyayi, menyapa bahkan ia pernah ngerecokin orang yang lagi pacaran. Sebagian orang ada yang bersyukur dengan sikap pendiam Permai. Setidaknya mereka tidak mendengar suara knalpot Permai untuk hari ini. Sebagian lagi ada yang merasa tidak semangat ketika melihat Permai yang sedikit tidak semangat.
"Maiiiiiii"
"Apa?"
"Lo kenapa?"
"Gue? Emang gue kenapa?"
"Lo mah gitu, ditanya bukannya di jawab malah nanya balik."
"Yaudah yuk kekelas bentar lagi soalnya mau bel."
"Mai, bolos aja yuk"
"Nggak"
"Lo mau apa panas-panasan di bawaha terik matahari. Ntar kulit lo hitam baru tau rasa lo."
"Lo aja gih yang bolos" putus Permai, berjalan ke arah kelasnya meninggalkan Azaria sendirian.
"Dia kenapa sih? Nggak kaya biasanya." gumam Azaria, menyusul Permai yang berjalan di depannya.
***
Akhirnya apa yang ditunggu-tungu telah tiba. Seluruh barisan dibubarkan, semua murid berhamburan berjalan menuju kelas masing-masing.
"Sumpah tu guru nggak punya akal apa ya? Dia nggak tau apa dari tadi gue udah kepanasan?" cerocos Azaria. Sedari tadi Azaria mengeluarkan sumpah serapah untuk Pak Junet karena memberikan amanat yang begitu panjang kali lebar kali tinggi.
"Dia juga kena panas kali Ria." Jawab Permai. kupingnya merasa panas mendengar semua cerocosan Azaria.
"Mai tu ada apaan ya, kok rame gitu?" tanya Azaria, ketika melihat kwrumunan di tengah lapang.
Tiba-tiba terdengar suara heboh dari arah. Seketika mereka memberi jalan dan terlihat Devano yang sedang menggendong Ratu dengan ala bridal style. Permai merasakan sakit ketika melihat adegan itu.