-- Happy Reading --
' Don't forget for VOTE🌟! Oke! '
.
.
.
.Daniel melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Rasa marah,kecewa,kesal,sakit semuanya menyatu didalam hatinya. Ingin sekali rasanya cepat-cepat sampai di rumah dan menanyakan kejadian yang sebenarnya terjadi pada istrinya. Apakah ia memang benar-benar berciuman dengan pria lain dibelakangnya atau tidak?
Setelah beberapa menit selama diperjalanan pulang,akhirnya Daniel telah sampai di halaman rumah mertuanya yang kini menjadi tempat tinggalnya bersama Kathryn. Ia memasukkan mobilnya ke dalam gerasi yang berada di halaman depan,kemudian ia beranjak turun dan masuk ke rumahnya.
Belum sempat ia membuka pintu utama,pintu itu telah terbuka lebih awal dari dalam dan menampilkan seorang wanita setengah baya. Lalu Daniel pun mencium punggung tangan wanita dihadapannya itu.
"Pekerjaanmu sudah beres,sayang?"
"Sudah,Ma. Ma,apa Kathryn ada dirumah?"
"Ada,dia baru pulang beberapa menit lalu. Entah sudah pergi darimana anak itu."
"Baiklah,Daniel permisi Ma."
Lia hanya mengangguk seraya tersenyum sebagai jawabannya. Setelah itu,Daniel pergi dan menaiki beberapa anak tangga untuk menuju kamarnya.
***
Isakan tangisnya mulai mereda,tetapi jika ia teringat pada kejadian yang terjadi 1 jam yang lalu itu membuat air matanya kembali membasahi pipinya.
Bagaimana jika Daniel mengetahuinya? Pasti dia marah besar padanya. Itulah yang Kathryn pikirkan saat ini. Ia takut jika Daniel mengetahuinya.
Kathryn tengah memandangi pemandangan di malam hari lewat jendela kamarnya. Tetapi pandangan itu kosong.
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang pria yang kini sedang ia tunggu-tunggu.
Blagh!!
Pintu itu tertutup dengan sedikit keras. Sehingga Kathryn menoleh ke arah sumber suara.
"Daniel..." gumam Kathryn pelan. Ia langsung beranjak dari duduknya untuk menghampiri Daniel dan memeluknya. Ia berharap Daniel tidak tau akan masalah yang di alaminya.
Hening.
Tidak ada sepatah kata pun yang Daniel ucapkan. Ia hanya terdiam dan tak membalas pelukannya. Kathryn tidak merasakan tangan Daniel membalas pelukannya. Ia heran. Ada apa dengan laki-laki itu? Apakah dia sudah tau kejadian yang menimpanya? Akhirnya,Kathryn pun melepaskan pelukannya dan menatap Daniel penuh tanya.
"Daniel...ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? Apa kau baik-baik saja?" tanya Kathryn bertubi-tubi.
"Apa kau melihatku baik-baik saja?" ucap Daniel balik bertanya dengan nada datar.
"Tidak. Sepertinya kau sedang tid--"
"Kaulah penyebabnya!" dengan cepat Daniel memotong perkataannya.
Kathryn terkejut dengan ucapan Daniel yang penuh dengan penekanan di setiap kata nya kali ini.
"Sekarang,kamu jelasin apa maksud dari foto ini?!!" ucap Daniel penuh penekanan sambil menunjukkan beberapa foto di Handphone nya itu kepada Kathryn.
Kathryn membulatkan kedua matanya. Ternyata,seseorang telah mengirimkan foto menjijikan itu ke WhatsApp Daniel.
"Daniel...itu semua gak seperti yang kam--"
"Bullshit! " potong Daniel secepatnya. Karena menurutnya,kata-kata itu sudah terlalu basi untuk dijadikan sebuah alasan membela diri.
"Niel,tolong percaya sama aku. Aku gak melakukan itu,dia yang terus memaksaku! Tolong,percayalah."
"Dia terus memaksaku dan menciumku! Aku tidak melakukannya,tapi dia yang melakukannya padaku! Aku berusaha untuk lepas dari dia,tapi aku gak bisa melawannya Niel!! Kumohon,percayalah." jelas Kathryn dengan jujur. Tapi,kejujurannya itu belum bisa mengembalikan kepercayaan Daniel padanya. Buktinya,Daniel masih saja terdiam dan menatapnya dengan malas.
Isakan Kathryn mulai terdengar lagi. Air matanya kini sudah kembali membasahi pipinya.
"Baiklah,jika kamu tidak percaya padaku,aku akan melakukan apapun untuk membuatmu percaya padaku lagi."
Daniel masih tetap terdiam. Ia hanya mendengarkan setiap kata yang di lontarkan Kathryn padanya.
"Oke,kita lihat apa yang akan kau lakukan untuk membuatku percaya padamu lagi." batin Daniel.
Setelah itu,Kathryn menjauh dari hadapan Daniel dan berjalan menuju balkon di luar kamarnya. Dengan sangat nekad,Kathryn mulai berdiri di atas pagar balkonnya dan siap untuk melompat ke bawah.
Daniel tidak percaya jika istrinya akan berbuat senekad itu. Ia langsung mengikutinya dari belakang.
"Mungkin ini akan membuatmu percaya padaku bahwa aku tidak melakukan itu dengannya. Tapi,perlu kamu tau Niel..kamu pasti akan sangat menyesal jika aku telah pergi untuk selamanya." Kata Kathryn.
Entah sudah berapa kali air matanya itu terjatuh. Kathryn sudah ikhlas menghilangkan nyawanya agar Daniel mempercayainya lagi. Mungkin dengan cara ia mati,barulah Daniel akan mempercayainya.
Sebelum ia benar-benar akan melompat,ia meneteskan air mata yang terakhir kalinya. Kathryn mulai memejamkan matanya dan mulai akan menjatuhkan dirinya ke bawah.
Tapi,tiba-tiba saja sepasang tangan telah lebih dulu memeluknya dari belakang dan menggagalkan atraksi bunuh dirinya. Oh,shitt!
"Tolong jangan lakukan hal yang sangat bodoh itu!!" ucap laki-laki itu sambil memeluk Kathryn dari belakang dengan possessive.
Cairan bening itu mulai keluar deras lagi dari pelupuk matanya.
"Itu satu-satunya cara untuk membuatmu percaya padaku lagi. hiikks...""Tidak. Aku sangat percaya padamu,sayang. Kumohon jangan lakukan itu! Jangan lakukan itu!" ucap Daniel masih memeluk Kathryn dari belakang dengan kepossessive- annya.
Kathryn berbalik dan menatap wajah Daniel dengan sendu.
"Maafkan aku,Niel..." ucap Kathryn seraya menangkup wajah Daniel dengan kedua tangannya.
" i'm sorry too... " jawab Daniel.
Kemudian Daniel menarik Kathryn kedalam pelukannya dengan erat tanpa berniat untuk melepaskannya. Akhirnya,mereka pun hanyut ke dalam pelukan hangat yang mereka ciptakan.
Tbc💙
Vooottttteeeeee🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟!!! Komennnnnn jugaaaa;)Baper gk? Author harap iyak😂
Suer,aku juga jadi baper sendiri ngetiknya😂wqwqKalo masih mau lanjut,Komennn:v
Follow instagram ; @Ismafrd26_😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Enemy [End]
Novela Juvenil"Jangan terlalu membenciku, jatuh cinta baru tau rasa!" -KATHRYNXDANIEL- Kathryn, seorang gadis yang masih berusia 18 tahun itu mau tak mau harus menerima perjodohan yang sudah ditetapkan oleh ayahnya. Ia dipaksa harus menikah dengan anak dari reka...