40. Aku harap ini benar adanya

9.2K 262 4
                                    

••• Happy Reading •••

1 month later....

  Sinar mentari telah bersinar sangat terang,cahaya nya dapat  menembus ke sela-sela jendela kamar seseorang sehingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia adalah Kathryn. Kathryn terbangun karena wajahnya terkena silau dari cahaya matahari yang menembus dari jendela kamarnya.

Perlahan ia mengerjapkan matanya sambil sesekali menguap. Setelah itu,ia menengok ke arah sampingnya yang terdapat seorang laki-laki yang masih tertidur pulas. Ya,itu adalah Daniel. Suaminya. Kathryn menatapnya sambil tersenyum dan memperhatikan wajah suaminya itu.

"Selamat pagi,Daniel!" ujarnya sambil mengelus pipi kanan Daniel.

Hening. Daniel tak menjawabnya, karena memang ia masih tertidur pulas. Tiba-tiba saja,Kathryn merasa mual dan ingin muntah. Cepat-cepat ia beranjak dari tempat tidurnya dan berlalu ke kamar mandi.

"Huegkhh..huegkhh.."

Sesampainya di kamar mandi,ia langsung memuntahkan isi dari dalam perutnya ke wastafel. Tapi nihil. Tak ada makanan apapun yang keluar selain cairan putih bening itu. Setelah ia merasa mualnya sedikit berkurang,lalu ia membersihkan mulutnya dengan air keran.

"Apa mungkin,gue hamil?" tanyanya pada dirinya sendiri seraya memandang ke arah kaca yang berada di kamar mandinya.

Mungkin dugaannya bisa dianggap benar. Karena,sudah selama satu bulan ini Kathryn terlambat datang bulan. Bahkan ini sudah tanggal akhir bulan,tapi Kathryn belum juga mendapatkan datang bulannya bulan ini.

Seulas terukir senyuman dibibirnya. Akhirnya,ia mendapatkan pengganti dari calon bayinya yang gugur. "Semoga yang kali ini berhasil. Tumbuh dengan sehat ya sayang." katanya,sambil mengelus perutnya yang masih rata itu.

Setelah itu,ia keluar dari kamar mandinya dan langsung berlalu ke dapur untuk memasakkan sarapan pagi untuknya dan juga Daniel.

Kathryn mulai mengambil beberapa bahan masakkannya dari dalam  kulkas,dan ia memulai aktivitas memasaknya.

Setelah beberapa menit,akhirnya makanan itu selesai di masak dan siap untuk disantap. Sekarang,tugasnya tinggal membangunkan Daniel yang masih tertidur di kamarnya.

Baru saja ia akan melangkahkan kakinya menuju kamar,ia sudah melihat Daniel tengah berdiri ditangga sambil memandang ke arahnya.

"H-hai! Selamat pagi! Uhm...aku sudah membuatkan sarapan untuk kita. Sebaiknya kita sarapan terlebih dahulu." ucapnya dengan gugup. Entah apa yang membuatnya menjadi gugup saat matanya bertemu dengan Daniel.

Daniel terlihat menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan mendekat ke arahnya.

"Selamat pagi juga,istriku!" jawab Daniel sambil memberi kecupan singkat dibibir Kathryn.

"Ck. Kebiasaan!" ujar Kathryn kesal. Daniel hanya tertawa kecil,lalu duduk di kursi meja makan.

***

Setelah Daniel pergi beberapa menit yang lalu,kemudian ia bersiap-siap karena ia akan mengunjungi rumah ibunya. Setelah penampilannya terlihat rapi,lalu ia mengambil tas kecilnya dan pergi keluar. Tak lupa ia mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu. Setelah pintunya terkunci, kemudian ia bergegas dengan menaiki taxi yang telah dipesannya tadi.

Setelah beberapa lama diperjalanan,akhirnya ia telah sampai didepan rumah orang tuanya. Lalu,ia keluar dari dalam mobil taxi tersebut,tak lupa ia membayarnya terlebih dahulu kepada pak supir. Kemudian,mobil taxi itupun berlalu dan meninggalkan Kathryn disana.

"Eh non,silahkan masuk non!" kata pak Surya. Ia adalah satpam yang bekerja dirumah orang tuanya.

"Iya,pak,terimakasih!" jawabnya. Yang dibalas dengan senyuman dan anggukan dari pak Surya.

Kemudian,Kathryn mulai memasuki halaman rumah orang tuanya dan mulai mengetuk pintu utama rumah itu.

Tak butuh waktu lama,akhirnya pintu itupun terbuka dan menampilkan seorang wanita yang sangat disayanginya.

"Mama!" teriaknya dan langsung berhambur ke pelukan sang ibu.

"Sayang,Mama kangen banget sama kamu,nak!" jawab Lia.

"Iya,Ma. Kathryn juga kangen banget sama Mama."

"Ya udah,kita masuk yuk!" Kathryn pun mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah bersama Lia.

"Kabar kamu sama Daniel gimana sayang?" tanya Lia setelah ia duduk di ruang makan bersama putrinya itu.

"Kami baik-baik aja ko,Ma. Mama sama Papa gimana? Baik juga kan?"

"Alhamdulillah,kami juga baik-baik saja. Seminggu kemarin Papa sakit,dia demam. Untungnya sekarang Papa kamu udah sembuh."

"Papa sakit?! Kenapa Mama gak nelpon aku sih,Ma? Aku jadi ngerasa bersalah,orang tua sakit juga gak tau."

"Mama,gak mau kamu terlalu memikirkan hal ini."

"Ya udah deh,yang penting sekarang Papa udah sembuh lagi. Oh iya,kabar kak Bastian sama kak Resta gimana ya? Mereka gak pernah kesini lagi."

"Iya ya,kabar mereka gimana? Bastian juga udah gak pernah nelpon Mama lagi. Terakhir dia nelpon Mama itu,dua bulan yang lalu."

"Mungkin kak Bastian sibuk banget sama perusahaannya Ma. Jadi,dia gak ada waktu buat berbagi kabar."

"Iya kali ya.."

"Ma?"

"Iya,kenapa sayang?"

"Bulan ini aku gak dapet datang bulan. Apa mungkin aku hamil lagi?"

"Emang terakhir kamu dateng bulannya kapan?"

"Bulan kemarin."

"Oh..ya,bagus dong! Semoga aja emang bener kamu hamil lagi."

"Iya,Ma. Amiinn.."

"Kalo mau mastiin kalo kamu beneran hamil,sebaiknya kamu beli tespeck atau pergi ke dokter untuk di cek."

"Iya,nanti aku beli dan aku juga bakalan cek ke dokter,buat cek usia kandungannya,kalo emang aku beneran hamil."




















Tbc
JAN LUPA VOTE🌟🌟🌟!!





Kyk nya,sebentar lagi cerita MWE ini,mau tamat deh. Insyaallah,aku bakalan mikirin buat bikin cerita baru. Tapi,kali ini aku pengen tentang anak sekolahan SMA. Doain aja ya,semoga aku cepet dapet imajinasi lagi🙏✨





Married With Enemy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang