Aku melangkah keluar gedung apartement dengan terburu-buru. Mengusap wajahku dengan kasar, aku merasa bersalah dengan mereka.
"Nona?"
"Astaga!" Aku terkejut saat melihat Yuan yang sudah ada di depanku.
"Darimana kau datang?"
"Aku hanya tidak sengaja lewat, dan melihat mu berjalan tergesa-gesa. Kenapa? Kau menangis?"
"Tidak"
"Kau mau kemana? Biar aku antar"
"Tidak perlu. Aku bisa memakai taksi"
"Lalu apa gunanya aku disini? Ayo ikut denganku"
Belum sempat menjawab, Yuan sudah menarik tangan ku. Kami pun berjalan ke parkiran dengan tangan Yuan masih memegang erat lenganku.
"Kau harus menceritakan apa saja yang kau alami denganku, Nona. Tuan Samuel bilang kau tidak mengabarinya seharian ini. Ini hari Valentine. Kau tidak mengucapkan sesuatu pada nya?" Tanya nya saat aku sudah duduk di sampingnya.
"Apa pedulimu? Kau sama saja dengan mereka. Tidak ada saat aku membutuhkan mu."
"Maksudmu?"
"Kau kemana malam tadi? Kenapa tidak bisa ku hubungi?"
Yuan mendadak gugup saat aku bertanya padanya.
"Aku ada urusan pekerjaan"
Dasar pembohong. Padahal aku melihatnya sedang berbincang mesra dengan seorang wanita semalam di pantai. Itu lah yang membuatku menyuruh Sana dan Dahyun untuk segera pulang cepat.
"Tidak usah mengelak. Aku tau semalam kau pergi berkencan dengan kekasihmu itu"
"Kekasih yang mana, Nona? Aku bahkan tidak begitu pandai bahasa Korea" jawabnya.
"Dasar pembual. Semalam aku melihat mu tengah berciuman di pantai. Memang nya aku tidak tau, itu yang kau sebut dengan urusan pekerjaan?"
"Tapi--"
"Tidak usah menjawab. Aku juga tidak peduli kau keluar dengan siapa saja diluar sana. Cepat antar aku, aku ada urusan yang lebih penting dari pekerjaanmu itu."
Entah mengapa aku jadi ikut tersulut emosi sekarang. Mendengar Yuan berbohong padaku, membuat perasaanku sedikit terluka. Aku kira dia adalah orang yang bisa ku percaya sepenuhnya. Nyatanya tidak. Semua orang sama saja.
"Kita kemana?"
"Cafe xxx"
Kemudian Yuan terdiam dan sibuk menyetir. Aku juga sama, memilih melihat jalanan yang terlihat ramai. Lima belas menit kemudian kami sampai. Aku kembali mengecek apakah ini benar Cafe yang di maksud olehnya.
"Kau pulang saja. Tidak perlu menungguku." Ketusku
"Tapi, Nona..."
"Kubilang pulang! Atau aku benar-benar tidak akan mau bertemu denganmu lagi"
Brak!
Aku langsung menutup pintu mobil dengan kencang. Berjalan masuk kedalam Cafe.
Yang kulihat dari ruangan didalamnya ada sebuah foto yang terpajang di dinding. Lumayan besar. Ditambah dengan pernak pernik lainnya yang juga bergambar sama.
Ada banyak potocard yang dijadikan hiasan. Cafe ini, apa miliknya? Astaga. Ini terlihat seperti sebuah studio foto saja.
Kakiku berjalan semakin masuk kedalam. Aku juga melihat ada sebuah foto yang berisikan tujuh orang laki-laki. Memandang lekat wajah-wajah yang tidak asing bagiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/211369785-288-k623236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE ON (TWICE)
FanfictionBagaimana jika kita hidup dengan idola kita? Mengetahui segala yang mereka lakukan? Apa begitu menyenangkan seperti yang selama ini hanya ada di impian? "just for fun guys!"