IMPOSIBLE

415 42 1
                                    

Jam dipergelangan tanganku menunjuk angka 5 saat aku menaiki lift. Sedikit takut sebenarnya, tapi menghindari permasalahan bukanlah solusi yang baik.

Aku reflek menekan bel. Aish. Kenapa aku harus melakukan itu? Padahal ini apartement ku sendiri. Kejadian ini mengingatkanku saat pertama kali mereka berada didalam sana.

Dengan ragu, aku menekan tombol password.

Ceklek

Pintu terbuka. Perlahan ku langkahkan kakiku untuk masuk kedalam.

Plukk!

Eh? Aku sempat terhuyung kebelakang saat seseorang tiba-tiba memelukku.

"Dahyun Unnie?"

Dahyun melepas pelukan. Memandangku dengan cemas.

"Kau kemana saja? Kenapa ponselmu tidak aktif? Apa terjadi sesuatu?"

Aku menggeleng pelan. Menatap member lainnya yang ternyata sudah berdiri dibelakang Dahyun.

Aku berjalan mendekati mereka

"Mianhae, Unnie-dul. Aku bersikap tidak sopan pada kalian. Harusnya aku--"

Ucapanku terhenti karena Jeongyeon menghampiriku dan memelukku erat.

"Kau tidak perlu minta maaf, Maudy-ssi. Ini salahku. Maafkan aku yang tidak bisa menahan emosiku. Kau tau? Kami tidak marah padamu. Pagi tadi aku hanya kesal pada dua gadis manja itu karena berani mengajakmu keluar tanpa memberi tahu kami"

Eh?

Aku melepas pelukan. Menatap wajah Jeongyeon dengan bingung.

"Kau tau? Malam itu kami hendak memberimu kejutan. Dengan pulang lebih awal. Rencananya kami ingin merayakan malam valentine bersamamu. Tapi setelah kami sampai disini, kau malah tidak ada. Dan ponsel kalian juga tidak bisa dihubungi" timpal Jihyo.

Aku terkejut mendengar nya. Lagi-lagi aku sudah berburuk sangka dengan mereka.

"Mianhae, Unnie" lirihku.

"Ne gwenchana. Sekarang masuklah kedalam kamar. Ada seseorang yang sejak siang tadi menunggumu. Mungkin dia tengah tertidur" ucap Momo

"Mwo? Nugu-yaa, Unnie?"

"Masuk saja. Dia lebih cantik dari kami. Aigoo kau benar-benar beruntung" ujar Sana sambil mengedipkan sebelah matanya kearahku.

"Baiklah, Unnie. Aku akan kekamar"

Sebelum aku beranjak, Mina menghampiriku dan memelukku.

"Kau gadis yang baik" ucapnya sambil mencium pipiku sekilas.

Astaga.

Aku tidak percaya dengan semua ini. Seperti tidak mungkin tapi ini benar-benar terjadi.

Aku tersenyum simpul, lalu berjalan menaiki tangga.

Tubuhku lelah, meskipun seharian ini hanya duduk-duduk saja di dalam Cafe. Tapi pikiranku selalu disini, memikirkan bagaimana perasaan Twice Unnie karena aku sempat membuat masalah sebelum pergi.

Aku hendak membuka pintu kamar, tapi kembali teringat jika seharian ini aku belum menengok piano kesayanganku. Dengan langkah cepat aku langsung berjalan menyusuri koridor kamar. Masuk kedalam aula. Masih ada sisa-sisa latihan, mungkin mereka habis latihan tadi.

Padahal hanya memandang nya saja sudah membuat perasaanku lega. Aku mengambil sebotol pocari yang berada di sebelah sofa panjang. Meminumnya lalu merebahkan tubuhku sebentar dilantai.

Tap... Tap... Tap...

Aku merasakan ada seseorang ikut berbaring disampingku. Namun posisiku sedang nyaman jadi aku malas untuk membuka mata. Lagian, dia pasti bukan orang asing. Aku tidak perlu mengkhawatirkannya.

IMAGINE ON (TWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang