BUSAN

386 44 9
                                    

Jalanan kota Busan terlihat sepi, meskipun begitu tidak mengurangi nilai keindahan dari berbagai cahaya lampu yang terlihat berpendar dari ketinggian diatas sini. Aku berdiri menikmati, sembari memegang gelas berisi coklat panas buatan Irene.

Sudah tiga hari aku berada disini, dengan berarti esok sore aku akan kembali. Tidak terasa, ingin rasanya bertahan sedikit lama. Tapi-- aku harus kembali kan? Irene pasti sudah memiliki banyak jadwal.

Aku mengeluarkan ponselku yang bergetar di dalam saku. Melihat pesan dari Chaeyoung yang tidak henti-hentinya mengirimiku foto Jeongyeon dengan rambut barunya itu.

Apalagi ditambah dengan sebuah meme buatan Once yang tidak sengaja dia lihat. Meme itu membuat  Jeongyeon terlihat seperti bawang. Chaeyoung merasa itu sangat lucu.

Twice Chaeyoung;
Ini sangat lucu, aku tidak berhenti tertawa setiapkali melihat nya.

Aku membalas pesannya, agar Chaeyoung berhenti menertawai Unnie nya itu. Padahal, bukankah Jeongyeon terlihat lebih menawan dengan rambut nya yang berwarna terang?

Setelah mengirimkannya, aku langsung memasukkan ponselku kedalam saku. Kembali menatap pemandangan indah dibawah sana.

"Kau sedang apa?"

Aku menoleh. Menatap manik hitam yang terlihat menyala di dalam ruangan yang remang. Tidak ada cahaya selain dari kaca jendela yang luas dengan tirai terbuka.

"Aku sedang menikmati indahnya malam kota Busan. Lihatlah, bukankah semua terasa berbeda? Kota ini begitu sepi" jawabku.

Irene mengangguk. Ikut menatap keluar jendela.  "Semua orang memilih diam dirumah. Kau tau kan apa yang sedang terjadi di dunia ini"

Aku hanya menghela nafas panjang sebagai jawaban.

"Unnie?"

"Hmm"

"Kenapa Unnie tinggal di apartement sendiri? Dimana member yang lain?"

"Semua jadwal kami di kosongkan selama seminggu. Dan member yang lain juga kembali kerumah masing-masing" jawab Irene

"Rumah masing-masing? Kenapa Unnie tidak pulang ke rumah juga?" Tanyaku.

"Aku lebih suka menyendiri disini. Menenangkan pikiran, meskipun sebenarnya aku sedikit merasa takut sendirian. Apa kau mau menemaniku seminggu penuh disini? Unnie baru akan kembali ke dorm minggu depan"

"Eh?"

"Wae? Kau tidak mau?"

"Ani. Bukan seperti itu maksudku. Unnie harus punya waktu sendiri, dimana hanya ada Unnie dan segala yang berurusan dengan diri Unnie sendiri. Bukankah begitu?"

Irene terkekeh pelan. Kemudian berjalan dan duduk di tepi ranjang.

"Kau memang selalu bisa meyakinkan orang lain dengan ucapan mu itu. Kalau sudah begini, Unnie tidak bisa berbuat apa-apa." Ujarnya.

Aku tersenyum kikuk.

"Kajja kita makan"

"Eh. Bukankah kita baru selesai makan dua jam yang lalu?" Heranku

"Memang. Tapi Unnie ingin melihatmu makan lagi. Mumpung kau ada disini, makanlah yang banyak."

Aku menggeleng cepat, dengan segera berjalan kearah ranjang. Lalu mengambil duduk di depannya setelah meletakkan gelas yang sudah kosong keatas nakas.

"Ani Unnie. Aku sungguh tidak lapar. Lihat, perutku bahkan sudah terlihat membuncit" ujarku sambil sedikit membuka ujung bajuku.

Astaga. Selama berada disini, aku hanya menghabiskan waktu untuk menonton drama sambil makan. Membaca majalah sambil makan. Mengobrol sambil makan. Bermain game sambil makan. Makan, makan dan makan.

IMAGINE ON (TWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang