NOTHING

419 41 2
                                    

Satu jam berlalu dengan cepat, kini semua member sudah berjalan dengan malas menuju apartement. Begitu juga aku yang memilih bergandengan tangan sembari saling menyatukan kepala bersama dengan Chaeyoung.

Mengantuk sekali. Ingin rasanya tinggal di dalam mobil saja jika tidak terus dipaksa untuk keluar oleh Mina.

"Aduh!"

Kepala Chaeyoung terbentur dinding lift. Aku hanya kembali memejamkan mataku. Begitu juga dirinya.

"Jalan dengan benar. Nanti kepalamu bisa terbentur lagi, Son" tegur Dahyun.

Kami keluar dengan lift. Jarak antara lift dengan apartement terasa jauh sekali. Sedari tadi aku melangkah dan tak kunjung sampai juga. Hingga ada sebuah tarikan yang membuat tubuhku dan Chaeyoung terpisah.

"Kalian mau kemana? Apartement kita sudah terlewat jauh" seru nya.

Aku membuka mataku. Jeongyeon terlihat berkacak pinggang di depan kami. Kemudian mataku mengedar dan benar saja. Kami sudah melewati pintu apartement kami sendiri.

"Dasar. Ayo balik lagi" ujarnya lalu menarik tanganku dan juga Chaeyoung.

"Aigoo. Bocah-bocah ini" suara Nayeon menyambut kedatangan kami.

Aku langsung berjalan kearah sofa panjang. Rasanya mengantuk sekali, seperti nya aku tidak sanggup jika harus berjalan menaiki tangga. Kurebahkan diriku diatas sofa empuk itu, kemudian melanjutkan tidurku.

Kurasakan ada seseorang yang juga menyusulku. Entah itu siapa, dia langsung memelukku dari belakang. Masih terdengar sayup-sayup suara Jihyo yang menyuruhku untuk pergi ke kamar. Hingga akhirnya aku benar-benar tertidur.

Matahari bersinar dengan begitu cerahnya. Bahkan sampai menerangi ruang tengah. Aku membuka mata dan melihat balkon terbuka dengan lebarnya. Pantas saja mataku silau terkena cahaya dan juga--

Eh? Sejak kapan aku membawa selimut? Aku menoleh kesamping, melihat wajah imut yang sedang terlelap sambil memelukku dari samping. Tidak tega membangunkannya, jadi aku memilih kembali mencari kenyamanan di atas sofa.

Aku mencari ponselku. Namun nihil. Benda pipih itu tidak kunjung aku jumpai. Apa masih tertinggal di dalam mobil?

Cklek

Suara pintu terbuka membuat ku reflek memejamkan mataku kembali.

"Jeong?" Teriak Nayeon

"Ne Unnie". Sahut Jeongyeon dari dalam kamar.

"Antar aku ke supermarket. Bahan makanan sudah mulai habis. Kita harus membelinya cepat, sebelum anak-anak bangun."

Aku tersenyum dalam hati mendengar suara gaduh dari dalam kamar. Mungkin saja itu Jeongyeon yang sedang bersiap-siap. Hingga sebuah usapan lembut kurasakan di keningku. Aku mengintip diam-diam, melihat Nayeon yang sudah berjalan memunggungiku.

Aku seperti pernah merasakan suasana ini. Ya. Mamaku sering melakukan hal ini setiap kali aku tertidur. Dia akan diam-diam datang ke dalam kamarku hanya untuk mengusap kepalaku atau membenarkan selimut yang kupakai.

Aish. Sepagi ini hatiku sudah sangat bahagia.

Tidak berselang lama, apartement kembali sepi. Mungkin saja Nayeon dan Jeongyeon sudah pergi keluar. Aku kembali membuka mataku, hendak beranjak namun tangan seseorang disampingku justru semakin mengeratkan pelukannya.

Kepalaku pusing jika terus-menerus rebahan sedangkan kantuk ku sudah hilang. Biasanya bangun tidur aku akan memainkan ponselku terlebih dahulu. Tapi ini? Aish. Dimana ponselku?

"Unnie. Ireonaa. Biarkan aku bangun. Aku ingin lari-lari pagi" bisikku.

"Nghh". Dia hanya mengeluh sebentar. Lalu kembali tidur dengan mulut yang sedikit terbuka.

IMAGINE ON (TWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang